Ayam Pun Butuh Bahagia di Peternakan
Permintaan telur ayam di Indonesia terus meningkat dengan harga yang relatif stabil, sehingga memberikan prospek bisnis yang cukup menjanjinkan.
Ayam baik petelur maupun pedaging memiliki perilaku untuk kenyamanan semasa hidup. Perilaku ini merupakan bentuk pertahanan diri dan predator yang berfungsi sebagai penanda hierarki. Ayam juga secara alami lebih suka mengerami telur-telurnya di sarang yang terpisah dan tenang. Perilaku ini adalah salah satu hal paling dasar yang seharusnya bisa dilakukanoleh ayam.
AFJ yang merupakan anggota Open Wing Alliance (OWA) - koalisi global dari 100 organisasi yang mencakup 72 negara di 6 benua bekerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan hewan yang diternakkan, terutama ayam petelur, dan membangun dunia yang lebih welas asih.
AFJ mengungkapkan bawa perilaku ayam melibatkan aktifitas mematuk, mencakar, dan mencari dan mencicipi sumber makanan potensial. Ayam juga suka mandi debu yang bermanfaat untuk menjaga bulu ayam dan melindungi tubuh mereka dari parasite seperti tungau dan kutu.
Ayam juga suka melakukan preening yang berfungsi untuk mengaplikasikan kembali minyak ke bulu, dengan mengambilnya menggunakan paruh dari kelenjar minyak yang ada di pangkal ekornya.
Lebih dari 64 persen produksi telur dunia dari Asia di mana Indonesia masuk urutah ke empat. Sebagian besar peternakan ayam ini menggunakan kandang baterai yang sama sekali tidak dapat menunjukkan perilaku alami yang penting untuk kesehatan. Hal ini dikarenakan setiap kandang memuat hanya 1-2 ekor ayam, dan setiap ayam hanya memiliki ruang gerak yang tidak lebih besar dari selembar kertas ukuran A4.
Ayam-ayam yang berada di kandang baterai ini memiliki tingkat stress yang tinggi dan frustrasi sehingga sering terjadi saling mematuk dan saling memakan selain berisiko tulang rapuh dan infeksi bakteri.
“Saya sangat setuju gerakan ini, bagus, bahkan kalau perlu selain ayam dan itik juga anjing. Di Jogja itu setiap bulan ada 6.500 ekor anjing di bunuh untuk dikonsumsi. Akan kami perdakan mungkin baru bisa terealisasi tahun 2026. Atau kalau mau lebih cepat diajukan ke Gubernur dulu agar dibuat Peraturan Gubernur, terus Perda dan kembali disusul lagi dengan Peraturan Gubernur agar lebih kuat. Jogja harus memelopori pelarangan penggunakan kandang dengan sistem baterai, juga konsumsi daging anjing - sengsu”, kata Danang Wahyu Broto.
Animal Friends Jogja berharap kepada Komisi B DPRD Propinsi DIY agar dapat menjembatani aspirasi dari publik yang dapat digunakan sebagai rekomendasi memperbaharui kebijakan atau membuatb kebijakan baru. Selain itu juga bersama – sama melakukan pengawasan monitoring dan evaluasi apakah peraturan yang sudah ada sesuai atau tidak dengan implementasi di lapangan.
Terlebih adalah memberikan perhatian terhadap kesejahteraan hewan yang memerlukan fasilitas atau infrastruktur yang memadai, karena masih banyak kesejahteraan hewan di unit usaha produk hewan terkendla keterbatasan fasilitas atau infrastruktur, khususnya bagi peternak yang melakukan transisi dari sistem kendang baterai ke sistem cage free. (*)
DPRD DIY Tekankan Penguatan Regulasi dan Mitigasi di Sektor Pariwisata |
![]() |
---|
Jelang Musim Hujan, Eko Suwanto Sebut Perlu Penguatan Kapasitas Relawan Bencana DIY |
![]() |
---|
Komisi D DPRD DIY Sebut Pengawasan dan Rantai Pasok Bahan MBG Perlu Dievaluasi |
![]() |
---|
Eko Suwanto: Raperda Penanggulangan Bencana Fokus Wujudkan Masyarakat Tangguh |
![]() |
---|
Bunga Kredit Pelaku UMKM Korban Pandemi Membengkak, Ngadu ke DPRD DIY |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.