BPBD DIY Siapkan Langkah Antisipatif Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi di Awal Musim Penghujan
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan seiring dengan datangnya musim penghujan
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan seiring dengan datangnya musim penghujan.
Sebab, awal musim penghujan ini, potensi terjadinya bencana hidrometeorologi cukup tinggi.
Noviar mengungkapkan cuaca ekstrem sudah melanda sejumlah wilayah di DIY di awal musim penghujan ini.
Pemerintah pun juga sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi guna menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Untuk dampak dari cuaca ekstrem yang terjadi di Sleman dan Kulon Progo pada Minggu (3/11/2024) kemarin, sejumlah pohon tumbang.
"Saya baru saja menerima update pagi ini. Alhamdulillah, tidak ada laporan mengenai korban jiwa atau luka akibat cuaca tersebut," ungkap Noviar.
Dengan pergantian musim ini, status siaga kekeringan yang sebelumnya berlaku kini telah dicabut.
"Kita sudah masuk ke fase siaga darurat hidrometeorologi basah, yang berlaku mulai 24 Oktober hingga 24 November. Ini menandakan bahwa kita perlu waspada terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi akibat hujan," jelas Noviar.
Status baru ini menjadi sinyal bagi masyarakat untuk lebih peka terhadap risiko banjir dan longsor, yang dapat terjadi di berbagai wilayah.
"Update dari BMKG menunjukkan bahwa hujan lebat diperkirakan akan terus berlangsung. Namun, daerah yang paling perlu diwaspadai terkait potensi longsor adalah Kulon Progo dan Gunungkidul," tambahnya.
Baca juga: Dampak Hujan Lebat di Bantul, 5 Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Kandang
Sungai-sungai yang berhulu di Merapi, seperti Kali Code dan Kali Boyong, juga menjadi perhatian utama.
"Ketika hujan deras turun, sungai-sungai ini berisiko meluap, sehingga masyarakat di sekitarnya harus lebih waspada," kata Noviar.
Kawasan perbukitan Menoreh, yang terletak di Kulon Progo, menjadi titik rawan longsor.
"Daerah seperti Nanggulan di Menoreh perlu diawasi dengan seksama. Meskipun hingga saat ini belum ada laporan kejadian longsor atau banjir, kita harus tetap waspada," ujarnya.
Menanggapi situasi ini, Noviar menegaskan bahwa langkah-langkah antisipasi telah disiapkan oleh pihak berwenang.
Info Prakiraan Cuaca Jumat 19 September 2025, DIY Hujan Ringan, Lampung Hujan Lebat |
![]() |
---|
BPBD DIY Catat 62 Laka Laut Hingga Akhir Agustus 2025, 10 Nelayan Dilaporkan Meninggal |
![]() |
---|
BMKG Prediksi Musim Hujan Datang Lebih Awal, Pakar UGM Minta Mitigasi Dipercepat |
![]() |
---|
Harga Cabai di Kulon Progo Melambung Tinggi, Cuaca Esktrem Disinyalir Jadi Penyebab |
![]() |
---|
BMKG: 26 Wilayah Ini Harus Waspada, Cuaca Ekstrem Hantui Indonesia Sepekan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.