Mubeng Kampus Jogja

Tim UGM : Pembentukan Gua Stalaktit dan Staglamit di JJLS Gunungkidul Butuh 200 Ribu Tahun

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan gua tersebut termasuk gua 'Freatik' yang terbentuk di dekat muka air tanah yang memiliki struktur lapisan batuan

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Gaya Lufityanti
IST
Fenomena alam bebatuan stalagmit dan stalaktit ditemukan di lahan perbukitan karst yang menjadi lokasi pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Tim penelitian Universitas Gadjah Mada (UGM) terus melakukan penelusuran terkait temuan gua batuan stalaktit dan staglamit di kawasan proyek Jalan Jalur Lingkar Selatan (JJLS) Kalurahan Planjan, Saptosari, Kabupaten Gunungkidul.


Pakar Geomorfologi UGM Profesor Eko Haryono mengatakan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan gua tersebut termasuk gua  'Freatik' yang terbentuk di dekat muka air tanah yang memiliki struktur lapisan batuan.


"Untuk bisa menjadi batuan ini dibutuhkan waktu yang cukup lama. Kami perkirakan butuh  waktu sampai 200 ribu tahun, sampai terbentuk batuan seperti ini,"ujarnya saat dikonfirmasi pada Jumat (25/10/2024).


Menurut Guru Besar Bidang Ilmu Geomorfologi Fakultas Geografi UGM itu, batuan stalaktit dan staglamit di gua tersebut sejauh ini yang paling indah dari gua-gua yang ada di kawasan Gunung Sewu.

 

"Dari gua-gua yang sudah saya masuki, ini paling indah dan bagus batuannya. Lantainya itu karsit semua, kristal-kristal. Dan, dilihat dari ornamen-ornamennya masih aktif dan terus terbentuk,"ungkapnya.


Karena potensi dan batuan yang masih aktif membentuk, dia mengatakan, membuat  gua tersebut tidak bisa dimasuki banyak orang.


"Karena, kalau itu untuk dibuka untuk umum, eman-eman itu. Artinya, kalau dibuat untuk wisata daya dukungnya agak kurang baik, karena gua itu tidak bisa menampung banyak pengunjung, itu sangat terbatas,"paparnya.


Pihaknya pun berencana bakal membuat virtual reality berupa 3D, agar keindahan gua tersebut bisa dinikmati banyak orang  tanpa harus masuk ke dalam gua.


"Maka dari itu, kami kan mencoba membuat  virtual reality-nya, seperti 3D jadi itu seakan-akan merasa di dalam gua. Nanti, hasil virtual reality ini bisa ditayangkan di  museum-museum yang ada Jogja, sehingga tidak perlu mengunjungi lokasinya orang bisa melihatnya,"paparnya.


Sementara itu, terkait luasan gua pihaknya masih melakukan pemetaan termasuk kedalaman gua.  


"Untuk berapa luasnya tim masih melakukan pemetaan ini akan berlangsung sampai hari Minggu besok. Ke depan, kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas PUP ESDM DIY dan Satker Jalan DIY terkait hasil kajian ini, keberadaan gua harus dipertahankan,"ucapnya.


Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) DIJ Tri Murtoposidi mengatakan, pembangunan JJLS di sekitar gua tersebut meliputi pengerjaan jalan dan bundaran. 


 "Kami juga tidak menyangka di tengah proses pengeprasan malah menemukan gua," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved