Pembahasan Soal dan Jawaban IPS Kelas 7 Tema : Potensi Ekonomi Lingkungan Halaman 145

TRIBUNJOGJA.COM - Perhatikan penjabaran soal IPS untuk SMP kelas 7 yang diterbitkan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 

Berikut ini Penjabaran Tema Potensi Ekonomi Lingkungan Pelajaran IPS Kelas 7 SMP Halaman 145 Kurikulum Merdeka.

Siswa diharapkan mengerjakan soal – soal terlebih dahulu dan menggunakan penjabaran ini sebagai bahan referensi dengan dampingan orang tua.

Lembar Aktivitas 3 | Halaman 145

Bagaimana corak agama yang dianut di Kerajaan Tarumanegara?

Jawaban : Kerajaan Tarumanegara, yang berdiri sekitar abad ke-4 hingga ke-7 M di wilayah Jawa Barat, memiliki corak agama yang dipengaruhi oleh tradisi Hindu. 

Baca juga: Pembahasan Soal dan Jawaban IPS Kelas 7 Tema : Potensi Ekonomi Lingkungan Halaman 143

Berikut adalah beberapa ciri utama dari corak agama yang dianut di Kerajaan Tarumanegara:

1. Agama Hindu

• Penerimaan Hindu: Agama Hindu menjadi agama dominan, di mana pengaruhnya terlihat dalam ritual, upacara, dan struktur sosial masyarakat.
• Penggunaan Istilah Sansekerta: Banyak prasasti yang ditemukan menggunakan bahasa Sansekerta, menunjukkan pengaruh budaya dan agama Hindu.

2. Ritual dan Upacara

• Upacara Keagamaan: Masyarakat Tarumanegara melaksanakan berbagai upacara untuk menghormati dewa-dewa, yang biasanya dilakukan oleh para pendeta atau Brahmana.
• Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Kebon Kopi: Prasasti ini mencerminkan praktik keagamaan yang berkaitan dengan persembahan kepada dewa-dewa, seperti Shiva.

3. Pengaruh Budha

• Komunitas Buddha: Meskipun Hindu menjadi agama utama, terdapat juga pengaruh Buddha, terutama pada masa-masa awal ketika kedua agama ini saling berdampingan.

4. Sinkretisme

• Penggabungan Tradisi Lokal: Terdapat unsur-unsur tradisi lokal yang menyatu dengan praktik Hindu, menghasilkan bentuk keagamaan yang unik dan khas.

5. Legitimasi Kekuasaan

• Raja sebagai Pemimpin Spiritual: Raja dianggap sebagai wakil dewa di bumi, sehingga kekuasaannya dil legitimasi melalui ajaran agama.

Kesimpulan : Corak agama di Kerajaan Tarumanegara didominasi oleh Hindu, dengan elemen-elemen lokal dan pengaruh Buddha yang saling melengkapi. 

Hal ini menciptakan sistem kepercayaan yang kompleks dan memengaruhi banyak aspek kehidupan masyarakat, termasuk politik, sosial, dan budaya.

Lembar Aktivitas 4 | Halaman 145

Mengapa Sriwijaya disebut Kedatuan bukan Kerajaan?

Jawaban : Sriwijaya sering disebut sebagai "Kedatuan" daripada "Kerajaan" karena beberapa alasan yang mencerminkan sifat dan struktur kekuasaannya:

1. Makna Istilah

• Kedatuan: Istilah ini berasal dari kata "datu," yang merujuk kepada pemimpin atau raja. Dalam konteks Sriwijaya, kedatuan menekankan kekuasaan dan kepemimpinan seorang datu yang lebih bersifat kooperatif dan bersifat kolektif, mencakup banyak daerah.
• Kerajaan: Istilah ini lebih umum dan sering digunakan untuk menggambarkan sistem monarki yang terpusat dan hierarkis.

2. Sistem Pemerintahan

• Desentralisasi Kekuasaan: Sriwijaya memiliki struktur pemerintahan yang lebih desentralisasi. Beberapa daerah di bawah kedatuannya memiliki otonomi tertentu, dan kekuasaan tidak sepenuhnya terpusat pada satu raja.
• Koalisi Politik: Kedatuan Sriwijaya lebih berfungsi sebagai federasi yang terdiri dari berbagai daerah dan komunitas yang saling berhubungan dan bekerja sama, bukan sebagai kerajaan tunggal yang dikendalikan oleh satu penguasa.

3. Fokus pada Jaringan Perdagangan

• Pusat Perdagangan: Sriwijaya dikenal sebagai pusat perdagangan maritim yang penting, yang menjalin hubungan dengan berbagai wilayah, termasuk India dan Tiongkok. Fokus ini menekankan peran diplomasi dan perdagangan daripada kontrol militer yang khas dalam kerajaan.

4. Pengaruh Budaya dan Agama

• Kedudukan sebagai Pusat Agama dan Budaya: Sriwijaya juga berfungsi sebagai pusat penyebaran agama Buddha dan kebudayaan, yang memperkuat pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara.

Kesimpulan : Penggunaan istilah "Kedatuan" untuk Sriwijaya mencerminkan karakteristik pemerintahan yang lebih bersifat kolektif dan desentralisasi, serta peran pentingnya dalam jaringan perdagangan dan budaya, menjadikannya berbeda dari kerajaan-kerajaan pada umumnya.

*) Penjabaran ini hanya sebagai referensi untuk orang tua mendampingi siswa belajar dan setiap jawaban bisa berbeda-beda menurut sudut pandang masing-masing.

( MG Wijaningtyas Ayu Syafutri )