Kunci Jawaban

Pembahasan Soal dan Jawaban IPS Kelas 7 Tema : Potensi Ekonomi Lingkungan Halaman 145

Sriwijaya dikenal sebagai pusat perdagangan maritim yang penting, yang menjalin hubungan dengan berbagai wilayah, termasuk India dan Tiongkok.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
Capture Buku Pelajaran IPS Kelas 7
IPS kelas 7 bab 3 (4) 

Mengapa Sriwijaya disebut Kedatuan bukan Kerajaan?

Jawaban : Sriwijaya sering disebut sebagai "Kedatuan" daripada "Kerajaan" karena beberapa alasan yang mencerminkan sifat dan struktur kekuasaannya:

1. Makna Istilah

  • Kedatuan: Istilah ini berasal dari kata "datu," yang merujuk kepada pemimpin atau raja. Dalam konteks Sriwijaya, kedatuan menekankan kekuasaan dan kepemimpinan seorang datu yang lebih bersifat kooperatif dan bersifat kolektif, mencakup banyak daerah.
  • Kerajaan: Istilah ini lebih umum dan sering digunakan untuk menggambarkan sistem monarki yang terpusat dan hierarkis.

2. Sistem Pemerintahan

  • Desentralisasi Kekuasaan: Sriwijaya memiliki struktur pemerintahan yang lebih desentralisasi. Beberapa daerah di bawah kedatuannya memiliki otonomi tertentu, dan kekuasaan tidak sepenuhnya terpusat pada satu raja.
  • Koalisi Politik: Kedatuan Sriwijaya lebih berfungsi sebagai federasi yang terdiri dari berbagai daerah dan komunitas yang saling berhubungan dan bekerja sama, bukan sebagai kerajaan tunggal yang dikendalikan oleh satu penguasa.

3. Fokus pada Jaringan Perdagangan

  • Pusat Perdagangan: Sriwijaya dikenal sebagai pusat perdagangan maritim yang penting, yang menjalin hubungan dengan berbagai wilayah, termasuk India dan Tiongkok. Fokus ini menekankan peran diplomasi dan perdagangan daripada kontrol militer yang khas dalam kerajaan.

4. Pengaruh Budaya dan Agama

  • Kedudukan sebagai Pusat Agama dan Budaya: Sriwijaya juga berfungsi sebagai pusat penyebaran agama Buddha dan kebudayaan, yang memperkuat pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara.

Kesimpulan : Penggunaan istilah "Kedatuan" untuk Sriwijaya mencerminkan karakteristik pemerintahan yang lebih bersifat kolektif dan desentralisasi, serta peran pentingnya dalam jaringan perdagangan dan budaya, menjadikannya berbeda dari kerajaan-kerajaan pada umumnya.

 

*) Penjabaran ini hanya sebagai referensi untuk orang tua mendampingi siswa belajar dan setiap jawaban bisa berbeda-beda menurut sudut pandang masing-masing.

 

( MG Wijaningtyas Ayu Syafutri )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved