5 Alumni SMA Taruna Nusantara Masuk Pemerintahan Prabowo, Begini Kiprah Mereka Menurut Gurunya

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG -  Cecep Iskandar, seorang guru senior di SMA Taruna Nusantara (TN) Magelang, tidak bisa menyembunyikan rasa bangganya saat menyaksikan lima mantan siswanya dilantik menjadi bagian dari Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Tiga dari mereka diangkat sebagai menteri, satu sebagai wakil menteri, dan satu lagi menjabat sebagai Sekretaris Kabinet.

Teddy Indra Wijaya, alumni TN angkatan 15, dilantik sebagai Sekretaris Kabinet. 

Kemudian juga ada Sugiono yang kini menjabat Menteri Luar Negeri sementara rekan satu angkatannya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didapuk menjadi Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. 

Keduanya merupakan alumni TN angkatan ke-5.

Lebih lanjut, Prasetyo Hadi (TN angkatan 6) dipercaya sebagai Menteri Sekretaris Negara, sementara Sudaryono (TN angkatan 11) dilantik menjadi Wakil Menteri Pertanian.

"Sebagai pendidik mereka, kami para pamong SMA Taruna Nusantara, apalagi yang pernah ngajar mereka di SMA TN merasa bangga. Pak Prasetyo, kemudian Pak AHY itu semua murid-murid kami yang umurnya masih relatif muda, tetapi ternyata mereka sudah dipercaya untuk menjadi pemimpin nasional," kata Cecep saat dihubungi, Senin (21/10/2024).

Cecep kemudian membagikan kenangannya saat membimbing para alumni TN yang baru saja masuk di pemerintahan Prabowo tersebut.

Baca juga: Prabowo Tunjuk Raffi Ahmad sebagai Utusan Khusus Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni

Yang paling muda ada Teddy Indra Wijaya, dikenal sebagai pelajar yang memiliki prestasi akademik di atas rata-rata, juga pernah menjadi siswa terbaik dalam program pendidikan di Amerika Serikat. 

Meski berpostur kecil saat duduk di bangku SMA, Teddy dikenal tangguh dan aktif di berbagai kegiatan.

"Mayor Teddy paling muda, dia Kopassus, kemudian dia juga pernah menjadi siswa terbaik di Amerika ya," ungkap Cecep yang juga menjabat Kepala Hubungan Masyarakat SMA TN Magelang.

Sementara AHY dikenal sebagai siswa yang sangat berprestasi, tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti basket dan musik. 

Ia pernah menjadi ketua OSIS dan kapten tim basket SMA TN

Jika AHY aktif di OSIS, teman seangkatannya yakni Sugiono berkiprah di Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK), di mana ia menunjukkan bakat kepemimpinannya.

"Memang kalau bahasa Jawanya mrantasi sekali, dia bisa apa saja dan akademiknya sangat bagus," katanya.

Cecep juga ingat kisah Prasetyo Hadi yang dikenal dengan karakter disiplin dan tegas.

Walaupun tidak selalu meraih nilai tertinggi, namun dengan ketekunan dan tanggung jawabnya dalam berbagai tugas, termasuk keterlibatannya di peleton upacara, membuatnya menonjol di mata para pamong.

Kemudian juga Sudaryono yang dia ingat pernah mendapat penghargaan medali perak di SMA TN.

Sudaryono dikenal sangat humble atau rendah hati dan pandai dalam bergaul. Ia juga pernah menjadi pembawa tanda-tanda kehormatan dalam berbagai upacara di sekolah.

"Jadi semuanya teringat, karena kami kan tinggal di asrama ya sehingga karena berasrama jadi relatif akrab dengan mereka sehingga mengenang masing-masing punya karakter-karakter yang beragam," jelasnya.

Sebagai guru biologi yang sudah mengajar sejak angkatan pertama SMA TN, Cecep melihat keberhasilan para alumni ini sebagai wujud dari mimpi besar para pendiri sekolah. 

"SMA TN didirikan untuk mencetak para pemimpin bangsa, dan sekarang kita melihat buah dari kerja keras semua pihak," ujarnya.

Lebih dari sekadar bangga, Cecep merasa bahwa pencapaian ini juga mencerminkan nilai-nilai yang ditanamkan di SMA TN, mulai dari disiplin, tanggung jawab, hingga semangat untuk melayani bangsa.

Selain kelima alumni yang kini menjabat di kabinet, banyak lulusan SMA TN yang menempati posisi strategis di berbagai bidang, baik di militer, pendidikan, hingga sektor kesehatan. 

Cecep juga menyampaikan bahwa mantan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam lima tahun terakhir memberikan apresiasi khusus terhadap prestasi SMA TN, sehingga memicu pembukaan kampus baru di Cimahi dan Malang. 

Hal ini dilakukan untuk menampung minat masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan di SMA TN.

Sebagai salah satu guru yang masih mengajar sejak generasi pertama SMA TN, bisa melihat mantan siswa-siswanya menimbulkan sebuah kebanggaan tersendiri. 

"Kami para pamong merasa bangga, bukan hanya karena mereka berhasil, tapi karena mereka mampu mewujudkan nilai-nilai yang telah diajarkan selama di sekolah. Mereka kini tumbuh menjadi pemimpin yang siap memberikan kontribusi besar bagi bangsa dan negara," pungkasnya. (tro)