Berita Bantul Hari Ini

Petani Cabai di Bantul Lesu, Harga Cabai Hanya Rp7.000 per Kilogram

Petani cabai di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, lesu dikarenkan harga jual cabai yang menurun dan hanya berada di angka Rp7.000 per kilogram.

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Gaya Lufityanti
ilustrasi cabai 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Petani cabai di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, lesu dikarenkan harga jual cabai yang menurun dan hanya berada di angka Rp7.000 per kilogram.

"Saya sudah panen cabai merah keriting besar dan kemarin sore ada lelangan cabai, Harganya hanya di kisaran Rp7.000 per kilogram," kata anggota Kelompok Tani Mangunggal Lahan Pasir Sanden, Sancoko atau yang kerap disapa Coko, kepada wartawan, Kamis (26/9/2024).

Harga itu sangat berbanding jauh dari harga lelang cabai sebelumnya yang mampu mencapai puluhan ribu rupiah. Sebagai contoh, untuk harga lelang cabai di musim yang sama pada tahun lalu, kata Coko, mampu menyentuh Rp50.000 per kilogram.

Disampaikannya, penurunan harga jual cabai terjadi dikarenakan kondisi panen yang terjadi secara serentak. Termasuk di wilayah luar Pulau Jawa. 

"Biasanya kan pasaran cabai kami sampai ke luar Pulau Jawa, di Lampung. Tapi, karena di sana juga lagi panen cabai, jadi pasaran kami saat ini enggak bisa sampai ke sana," ujar dia.

Lanjut Coko, kondisi seperti itu tidak membuat para petani cabai mendapatkan untung yang banyak. Meski demikian, pendapatan dari harga jual cabai itu dinilai masih menutup biaya produksi pertanian. 

"Jadi itung-itungannya itu enggak rugi. Hanya belum untung. Ya paling tenaga kami jadi tidak bisa terhitung," jelasnya.

Kini pihaknya hanya berharap kepada pemerintah untuk turut serta membantu meningkatkan nilai jual produksi pertanian lokal.

Senada, Ketua Kelompok Tani Pasir Makmur, Sumarna, mengatakan, bahwa harga jual cabai di wilayahnya juga mengalami penurunan. Namun, bersyukurnya, kondisi itu tidak terlalu menimbulkan kerugian bagi petani cabai secara signifikan.

"Karena di tempat kami, khususnya yang sudah pakai electrifying agriculture atau produksi pertanian dilakukan dengan listruk PLN, itu tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya produksi pertanian. Jadi, Ketika harga jual cabai menurun, petani tidak mengalami kerugian yang signifikan," tandas dia.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved