Berita Bantul Hari Ini

Hasil Lab Sampel Makanan Kasus Keracunan Makanan Kegiatan di Patalan Keluar

Hasil uji lab sampel makanan kasus dugaan keracunan di kegiatan penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024 sudah keluar.

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
Christof STACHE / AFP
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Hasil uji laboraturium sampel makanan kasus dugaan keracunan di kegiatan penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024 sudah keluar. 

Diberitakan sebelumnya, sejumlah orang di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, diduga mengalami keracunan makanan usai menghadiri acara penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024 di Gedung Graha Purba Buana, Komplek Kantor Kalurahan Patalan, Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul pada Selasa (10/9/2024) siang.

"Kalau hasil labnya itu, ketika dilakukan pengemasan makanan tidak tepat dan ada jeda waktu yang lama antara masakan matang dengan waktu penyajian," beber Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Bantul, Hermawan Setiaji, saat dikonfirmasi Tribunjogja.com , Rabu (25/9/2024).

Dari jeda waktu yang lama itu memungkinkan terjadi potensi pertumbuhan bakteri dan membuat orang yang mengkonsumsi makanan tersebut menjadi mual, pusing, muntah, dan sejenisnya.

Adanya kondisi itu, membuat Pemkab Bantul mulai melakukan pembinaan terhadap pihak vendor penyedia makanan dalam giat SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024, itu. 

Pihaknya memilih untuk tidak melakukan penindakan secara hukum, dikarenakan kasus keracunan tersebut diyakini terjadi secara tidak sengaja.

"Pasti pihak penyedia atau vendor makanan itu melakukan secara tidak sengaja. Tidak mungkin ada unsur kesengajaan. Jadi, kami hanya akan melakukan pembinaan terhadap yang bersangkutan. Apalagi, pihak catering itu sudah down," jelasnya.

Adapun pembinaan yang dilakukan terdapat berbagai macam dan  sesuai rekomendasi hasil uji laboraturium yang ada. Salah satunya terkait saran untuk meningkatkan kebersihan dalam melakukan pengolahan dan penyajian makanan.


Kemudian, pihaknya juga menyarankan kepada seluruh belah pihak termasuk vendor penyedia makanan untuk dapat selektif memilih bahan makanan yang digunakan. Lalu, menyarankan untuk menyimpan dan mengolah makanan sesuai standar pengolahan pangan, terutama untuk makanan yang sensitif dengan suhu penyimpanan.


"Rekomendasi itu akan kami sampaikan ke vendor-vendor penyedia makanan yang biasa kami gunakan. Termasuk dengan vendor kejadian di Patalan itu," ucap Hermawan.


Sementara itu, untuk rekomendasi internal Pemkab Bantul akan giat melakukan pengawasan atau sanitasi terhadap tempat pengolahan pangan. Dengan begitu, pihaknya akan meminta instansi terkait untuk meningkatkan penyuluhan terhadap pola hidup bersih dan sehat pada usaha rumahan.


"Kami juga akan meminta instansi terkait untuk sering menyambangi usaha pengolahan makanan. Karena kami tidak ingin, kasus seperti itu kembali terulang lagi," ujar dia.


Adapun kondisi terkini korban keracunan makanan dari  kegiatan penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024, kata Hermawan sudah sehat dan tidak ada yang menjalani perawatan.


"Dari 42 orang yang terkena keracunan makanan dan dirawat inap di sejumlah layanan kesehatan, baik itu rumah sakit, klinik kesehatan, maupun lainnya, sudah dinyatakan sehat dan diperbolehkan pulang terhitung mulai 19 September 2024," papar dia.


Untuk data secara total orang yang terlibat kasus keracunan dari agenda di penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024, Hermawan mengaku belum bisa memastikannya.


"Lalu, untuk pembayaran pemeriksaan maupun perawatan kesehatan korban keracunan makanan, pada prinsipnya sudah kami selesaikan. Yang bertanggung jawab terkait pembiayaan perawatan mereka adalah Pemkab Bantul," urainya.


Dengan demikian, kasus keracunan makanan dari agenda di penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024 dinyatakan telah selesai dilakukan penyelidikan.


Terpisah, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul, Atthobari, menyampaikan, bahwa pihaknya sempat menangani 20 orang yang mengalami keracunan makanan.


"Dari jumlah itu ada tujuh orang yang mendapatkan rawat inap, dan 13 orang yang mendapatkan rawat jalan. Tapi, semuanya saat ini sudah sembuh dan yang rawat inap sudah diperbolehkan pulang ke rumah mereka masing-masing," tuturnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved