Pak Midun Goweser Justice for Kanjuruhan Disambut Brajamusti hingga BCS di Yogyakarta

Pria yang saat ini berusia 53 tahun itu diketahui tiba di Monumen PSSI Wisma PSIM Yogyakarta pada Senin (23/9/2024) pukul 18.40 WIB.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Almurfi Syofyan
Suporter PSIM Yogyakarta dari Brajamusti dan The Maident memberikan jersey PSIM bagi Pak Midun, Senin (23/9/2024) malam. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pak Midun atau Miftahudin Ramli memperingati Tragedi Kanjuruhan dengan melakukan gowes atau bersepeda dari Malang, Jawa Timur menuju Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta.

Aksi ini telah dimulai sejak Jumat (20/9/2024) sore dan pada hari ketiga dia bersepeda atau Senin (23/9/2024) malam, sudah tiba di Kota Yogyakarta.

Midun menargetkan pada 1 Oktober 2024 yang bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila sudah tiba di monumen bersejarah tersebut.

Pria yang saat ini berusia 53 tahun itu diketahui tiba di Monumen PSSI Wisma PSIM Yogyakarta pada Senin (23/9/2024) pukul 18.40 WIB.

Sebelum tiba di Wisma PSIM, Pak Midun sore harinya lebih dahulu menyambangi Stadion Maguwoharjo, Sleman dan disambut oleh wadah suporter Brigata Curva Sud (BCS).

Pantauan Tribun Jogja, saat tiba di Wisma PSIM Yogyakarta, Jalan Mawar No 1, Baciro, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, dia tiba dengan kawalan beberapa suporter PSS Sleman yang menggunakan sepeda motor.

Pak Midun yang mengayuh sepeda gandeng dengan replika kerada jenazah lalu disambut oleh perwakilan dari suporter PSIM Yogyakarta, Brajamusti.

Di keranda jenazah sepeda Pak Midun terdapat tulisan 'Justice For Kanjuruhan' dan sisi lainnya terdapat tulisan 'Ladub Berkeranda Mencari Kesaktian Pancasila'.

Ladub merupakan bahasa walikan (terbalik) khas Malang yang berarti budal atau berangkat.

Pak Midun berfoto bersama sepeda berkeranda jenazah yang dipakai untuk gowes ke Jakarta di Wisma PSIM Yogyakarta, Senin (23/9/2024) malam
Pak Midun berfoto bersama sepeda berkeranda jenazah yang dipakai untuk gowes ke Jakarta di Wisma PSIM Yogyakarta, Senin (23/9/2024) malam (Tribun Jogja/ Almurfi Syofyan)

Pada sisi belakang keranda jenazah yang diusung di sepeda Pak Midun, terdapat angka 135.

Angka ini menggambarkan jumlah korban tewas pada Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.

"Kemarin itu saya mengambil tema mengambil kesaktian Pancasila. Makanya tujuannya nanti diusahakan tanggal 30 September sampai sana terus tanggal 1 sampai ke Lubang Buaya, di Tugu Kesaktian Pancasila," ujarnya ditemui di Wisma PSIM Yogyakarta.

Ia menilai, keadilan bagi Tragedi Kanjuruhan belum semuanya tuntas dan hal ini yang mendasarinya untuk melakukan gowes tersebut.

"Intinya karena masih belum tuntas kasus Tragedi Kanjurahan dan bertepatan hari itu juga ada doa bersama," ulasnya.

Baca juga: Laga Persipa Pati vs PSIM Yogyakarta Digelar Tanpa Penonton, Ini Kata Seto Nurdiyantoro

Menurut Midun, sebelum tiba di Yogyakarta, dia sudah mengayuh sepeda dari Malang tujuan Jombang.

"Lalu singgah di Nganjuk, Madiun, Ngawi, Sragen, Solo, Klaten, Maguwo terus ke sini (Mandala). Habis ini langsung ke Purworejo. Istirahat di sana. Karena ini lanjut ke Kebumen, Purwokerto sebelum ke Jakarta," urainya.

Diakui Midun, meski keluarga dekatnya tak terkena dampak Tragedi Kanjuruhan, namun aksi ini sebagai bentuk rasa simpati bagi korban.

"Saya keluarga nggak ikut terdampak. Tapi hanya bentuk rasa simpati dan kemanusiaan saya. Saya juga memang suka nonton Arema, dulu tapi. Setelah itu lama nggak nonton. Dirasa Aremania saya ya Aremania," ucapnya.

Menurut Midun, aksi ini merupakan aksi keduanya dan pada tahun 2023 dia juga pernah melaksanakan aksi serupa.

Selain itu, juga berharap antar suporter di Indonesia bisa guyub dan rukun tanpa ada perselisihan lagi.

"Saya pada kesempatan ini, Intinya untuk menjalin silaturahmi antarsuporter sampai kejadian itu tidak terlulang lagi," tukasnya.

Sementara itu, Sekjen Brajamusti, Niko Angga, mengatakan wadah suporter PSIM Yogyakarta baik Brajamusti dan The Maident menyambut baik kedatangan Pak Midun di Yogyakarta.

"Tentunya kita menyambut dengan baik. Karena tidak lepas dari Kanjuruhan. Pak Midun ini orang yang sangat peduli dengan sepakbola. Salah satunya lewat suporter juga harus mensuport hal tersebut," ucapnya.

Dia menilai, selama ini niat tulus Pak Midun cukup luar biasa dalam menyuarakan keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan.

"Tadi dia silaturahmi ke BCS terus ke sini juga dikawal BCS. Selanjutnya datang ke tempat kami juga kita sambut. Harapannya melalui Pak Midun ini menjadikan sepakbola ini benar-benar ditonton dengan aman dan nyaman," urainya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved