PSIM Yogyakarta

Punggawa PSIM Yogyakarta Kunjungi Panti Asuhan Jelang Hadapi Adhyaksa FC

Kunjungan dilakukan pada Rabu (10/9/2024) kemarin dan seluruh skuat Laskar Mataram ikut serta dalam kunjungan itu.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. PSIM Yogyakarta
Punggawa PSIM Yogyakarta saat mengunjungi Panti Asuhan Sayap Ibu di daerah Kalasan, Sleman, Rabu (11/9/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Punggawa PSIM Yogyakarta menyambangi Panti Asuhan Sayap Ibu di daerah Kalasan, Sleman sebelum berlaga di Liga 2 2024/2025 kontra Adhyaksa FC.

Kunjungan dilakukan pada Rabu (10/9/2024) kemarin dan seluruh skuat Laskar Mataram ikut serta dalam kunjungan itu.

Pelatih PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantoro, menjelaskan bahwa ini bukanlah kali pertama bersilaturahmi ke Panti Asuhan Yayasan Sayap Ibu.

Hal ini membuat dirinya sudah merasa cukup dekat dan sudah menganggap sebagai keluarga.

"Jadi saya mengajak pemain PSIM ke sini bukan hanya sekedar silaturahmi tapi juga pendidikan akademis. Harapannya, sebagai saudara, kita saling support, saling dukung dan mendoakan," imbuhnya.

Menurut Seto, agenda menyambangi panti asuhan ini merupakan salah satu usaha untuk terus mengingat dan belajar tentang rasa syukur, baik secara pribadi maupun tim.

Ia mengungkapkan, agenda ini merupakan salah satu rangkaian usaha dari tim PSIM Yogyakarta untuk bisa mencapai target utama, yakni lolos ke Liga 1.

Menurutnya, dengan menyambangi panti asuhan, tim Laskar Mataram akan lebih rendah hati ketika melalui perjalan Liga 2 di musim 2024/2025 ini.

"Harapannya, saya ingin menjadikan kita dalam kompetisi nanti bahwa kita ini bukan siapa-siapa, tidak sempurna. Justru saudara yang di sini yang luar biasa karena punya hati yang sempurna," tuturnya.

Baca juga: Jelang Laga Perdananya di Liga 2 2024/2025, PSIM Yogyakarta Mulai Pelajari Permainan Adhyaksa FC

Selain itu, Seto juga berharap, dirinya dan tim PSIM bisa kembali lagi ke Panti Asuhan Yayasan Sayap Ibu dalam waktu dekat dengan membawa sesuatu yang berbeda, yaitu lolos ke Liga 1.

"Dan mudah-mudahan di tahun ini kami bisa kembali ke sini dengan sesuatu yang berbeda dari jiwa masing-masing daripada yang hadir pertama ini. Saya sedang berkompetisi di Liga 2, saya ingin membawa tim menuju Liga 1. Saya tidak ingin menjadikan ini beban. Karena semua adalah rencana Allah. Karena di sini adalah bagian PSIM. Jadi suatu saat jika Allah meridhoi untuk lolos, kami harapkan panti juga merasakan," ungkap Seto.

Perwakilan pengasuh panti asuhan Devi, mengaku senang mendapat kunjungan dari klub sepak bola PSIM Yogyakarta.

"izinkan saya memperkenalkan anak-anak saya. Anak-anak kami di sini disabilitas berjumlah 14 anak. Paling kecil 11 tahun. Yang terbesar 38 tahun," tuturnya.

Ia melanjutkan, ada tiga panti asuhan Yayasan Sayap Ibu dan yang dikunjungi adalah panti 2. Panti 1 berisi bayi-bayi yang diterima dalam segala kondisi.

"Ada yang sehat, disabilitas, maupun prematur. Sementara panti 3, di sana ada anak-anak disabilitas dari panti 2 yang sudah mandiri," ucapnya.

Devi juga banyak menjelaskan hal lain terkait panti asuhan Yayasan Sayap Ibu, seperti pola pengasuhan, kegiatan pengembangan diri, serta kebiasan anak-anak di sana. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved