Berita Bantul Hari Ini

Keracunan Makanan di Patalan, Bupati Halim : Kita Mau Duga Apalagi Kalau Bukan dari Makanan

Abdul Halim Muslih turut menyelidiki dugaan keracunan makanan dari kegiatan penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024.

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Neti Rukmana
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menjenguk korban diduga keracunan makanan dan dirawat RSUD Panembahan Senopati Bantul, Kamis (12/9/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Bupati Bantul , Abdul Halim Muslih, turut menyelidiki dugaan keracunan makanan dari kegiatan penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024.


"Yang aneh adalah semuanya (tamu/orang yang memakan nasi kotak kegiatan penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024) tidak merasakan bau basi. Rasa (nasi kotak) enak-enak saja," katanya kepada awak media saat menjenguk korban diduga keracunan makanan dan dirawat RSUD Panembahan Senopati Bantul, Kamis (12/9/2024).


Sebagaimana diketahui, sejumlah orang di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, diduga mengalami keracunan makanan usai menghadiri acara penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024 di Gedung Graha Purba Buana, Komplek Kantor Kalurahan Patalan, Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul pada Selasa (10/9/2024) siang.


Dari kondisi yang ada, maka pihaknya belum bisa memberikan keterangan apapun selain fakta-fakta dari pengakuan korban yang diduga keracunan makanan. Bahkan, pihaknya juga masih menantikan hasil uji sampel makanan dan sampel muntahan korban diduga keracunan makanan di laboratorium balai laboraturium kesehatan DIY.


"Kita tunggu saja hasilnya. Biasanya kan, makanan basi itu bau. Tapi itu tidak. Semuanya mengaku tidak bau. Kami masih penasaran juga (dengan penyebab kasus dugaan keracunan yang ada saat ini)," jelas Halim.


Kata Halim, saat kegiatan penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024 dilakukan, ada sekitar 300-an kotak nasi yang dibagikan kepada para tamu undangan. Lalu, sampai saat ini, baru ada 11 orang yang mengaku merasa gejala diduga keracunan makanan dan sampai ke rumah sakit.


Lalu, 11 orang itu, lima di antaranya masih menjalani perawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Sedangkan, enam lainnya sudah diperbolehkan pulang.


"Tidak semua keracunan. Karena, rata-rata nasi kotak itu dibawa pulang. Ya ada yang makan di situ (saat kegiatan penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024) dan ada yang dibawa pulang," ucap dia.


Kendati demikian, Halim mengaku bahwa pihaknya saat ini masih menetapkan sikap praduga tak bersalah terhadap penyedia catering. Pasalnya, sampai saat ini belum diketahui apa yang menjadi penyebab kasus diduga keracunan itu.


"Iya lah (faktor praduganya dari makanan). Kita mau duga apalagi kalau bukan dari makanan?" jelas Halim.


Walau begitu, pihaknya sampai saat ini belum menentukan sikap dari tindakan berandai-andai terkait bilamana terbukti sumber penyebab kasus dugaan keracunan itu datang dari salah satu sumber penyedia catering. 


"Kita nunggu hasil lab seperti apa. Kalau di lab tidak ada hasilnya malah membingungkan kita. Sebab apa. Kan gitu," tuturnya.


Sebenarnya, saat kegiatan penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya tahun 2024 dilaksanakan, Halim juga ikut makan di lokasi tersebut. Namun, makanan yang ia makan berbeda dengan tamu undangan lainnya.


"Saya enggak disuguh nasi kotak itu. Saya diajak ke ruang transit dan ada presmanan. Ya saya baik-baik saja itu sampai sekarang. Sepertinya yang masak berbeda gitu," pungkas dia.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved