Rangkuman Pengetahuan Umum
Rangkuman Materi PAI Kelas 6 Bab 1 Tentang Belajar Al-Qur'an dan Hadits Kurikulum Merdeka
Kitab suci Alquran merupakan pedoman bagi kehidupan manusia.Sedangkan hadis menjadi sumber hukum Islam kedua setelah Alquran.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM – Tribunners, kali ini kita akan belajar Pendidikan Agama Islam Kurikulum Merdeka Kelas 6 Bab 1 tentang Belajar Al-Qur'an dan Hadis.
Materi ini dilansir dari buku Pendidikan Agama Kurikulum Merdeka kelas 6 karya Nazirwan Kholili Abdullah.
Sebelum memahami lebih jauh tentang materi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kurikulum Merdeka Bab 1: Belajar Al-Qur'an dan Hadis, siswa diminta untuk melafalkan dan mentadaburi surat Ad Duha secara seksama.
Setelahnya, siswa akan diminta untuk menjelaskan pesan pokok surat Ad Duha, menentukan hal-hal yang berkaitan dengan surat Ad Duha, serta memahami kandungan hadis keutamaan memberi dan menerima pemberian.
Berikut dibawah ini penjabaran materi Pendidikan Agama Islam Kurikulum Merdeka Belajar kelas 6 bab 1
Kitab suci Al-Qur'an merupakan pedoman bagi kehidupan manusia.
Adapun hadis merupakan penjelasan dari kitab suci Al-Qur'an dan menjadi sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an.
Dengan mempelajari Al-Qur'an dan hadis dinilai sebagai ibadah oleh Allah Swt.
Pada bab 1 berisikan penjabaran seputar surat Ad Duha.
Ad Duha berarti Waktu Pagi.
Surat Ad Duha merupakan surat ke-93 dalam susunan mushaf Al-Qur'an yang terdiri dari 11 ayat.
Surat Ad Duha diturunkan di Makkah sebelum Rasulullah Saw berhijrah ke Madinah.
Oleh karena itu, surat Ad Duha dikelompokkan dalam Surah Makiyah.
Surat Ad Duha juga merupakan jawaban atas pertanyaan dan hinaan yang dilontarkan oleh kaum kafir Makkah.
Mereka beranggapan bahwa Rasulullah Saw sudah tidak lagi dipedulikan oleh Tuhannya, sebab Nabi Muhammad sudah lama tidak menerima wahyu kenabian.
Dengan demikian, turunlah surat ini guna mempertegas bahwasanya dugaan kaum kafir Makkah adalah suatu kesalahan yang besar.
Allah Swt pun juga memberi tahu kepada Nabi Muhammad saw, bahwa Dia tidak pernah membenci dan atau melupakannya.

Lantas apa saja pesan pokok yang terkandung dalam surah Ad Duha?
1. Penegasan bahwa Allah tidak meninggalkan dan membenci Nabi Muhammad saw sewaktu tidak turunnya wahyu.
2. Bantahan Allah Swt atas tuduhan dan ejekan orang musyrik.
3. Allah berjanji akan melepaskan semua kesusahan dan kesedihan yang dialami Nabi Muhammad saw dengan ketenangan, keagungan, dan kebahagiaan.
4. Larangan memperlakukan anak yatim dengan sewenang-wenang.
5. Larangan menghardik orang yang meminta-minta.
6. Perintah bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah.
Bedasarkan pesan pokok diatas, hal ini dapat pula kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari,seperti diantaranya: bergaul dengan anak yatim dan teman lainnya, meminta-minta termasuk perbuatan tidak mulia, setiap saat kita wajib bersyukur atas nikmat-Nya, dan alangkah baiknya jika di pagi hari memohon rezeki setelah salat dhuha.
Baca juga: Rangkuman Materi PAI Kelas 4 SD Bab 9 tentang Salat Tahajud Kurikulum Merdeka
Hadis Tentang Keutamaan Memberi
Hadis disebut juga as-Sunnah berarti perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan, dan persetujuan dari Nabi Muhammad saw yang dijadikan landasan syariat Islam.
Setelah mempelajari surat Ad Duha, Tribunners akan belajar Hadis keutamaan memberi dengan baik dan benar.
Perlu Tribunners ketahui bahwa dalam ajaran Islam, memberi dikelompokkan menjadi 4 yakni, sedekah, jariah, hibah, dan hadiah.
Makna hadiah sendiri ialah suatu benda yang diberikan kepada orang tertentu karena penghormatan atau karena kasih sayang agar terwujudnya hubungan baik dan semata-mata untuk mendapatkan keridhaan dari Allah Swt.
Dalam sebuah hadis riwayat imam al-Bukhari diceritakan bahwa Rasulullah saw apabila diberikan makanan, maka Beliau bertanya apakah makanan tersebut hadiah atau sedekah?
Jika dijawab sebagai sedekah, maka para sahabat dipersilakan memakannya.
Sedangkan, Beliau tidak ikut makan.
Tapi jika dijawab sebagai hadiah, maka Beliau ikut memakannya.
Memberikan hadiah bertujuan baik guna menjaga persaudaraan sangat dianjurkan dalam Islam.
Sekecil apapun hadiah akan menjadi kebaikan.
Adapun orang yang didahulukan diberi hadiah adalah ibu, ayah, keluarga, dan tetangga terdekat dengan kita.
Rasulullah telah memberi petunjuk dalam sabdanya.
Artinya, dari ‘Aisyah radiallahu ‘anha berkata: Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai dua tetangga. Kepada yang manakah dari keduanya bila aku memberikan hadiah?”
Beliau menjawab: “Kepada yang terdekat pintu rumahnya denganmu di antara keduanya.” (H.R. al-Bukhari 2595)
Lalu bagaimana cara membalas pemberian hadiah?
Membalas pemberian orang lain sekurang-kurangnya dengan ucapan terima kasih.
Berterima kasih kepada manusia merupakan akhlak yang baik dan sebagai bentuk tanda syukur.
Namun perlu untuk diingat Tribunners, memberikan sesuatu tidak karena Allah Swt ataupun karena ingin mendapatkan imbalan maupun dengan maksud tertentu, termasuk suap.
Dan hal ini (menyuap) dilarang di dalam Islam.
Pembelajaran tentang Al-Qur'an dan Hadis bukan hanya sekadar menghafal ayat atau hadis, tetapi lebih dari itu, yakni mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Dengan memahami dan mengamalkan ajaran islam, kita akan semakin dekat dengan Allah Swt dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Selamat belajar, Tribunners! ( MG Maryam Andalib )
Baca juga: Rangkuman Materi PAI Kelas 4 Bab 9 tentang Salat Duha
Berapa Lama Lalat Terbang dalam Sehari? Ini Penjelasan Ilmiahnya |
![]() |
---|
Mengapa Hari Anak Nasional Diperingati Setiap 23 Juli? Begini Sejarahnya |
![]() |
---|
21 Suku Terbesar di Indonesia: Asal Daerah, Ciri Khas, dan Keunikan Budaya Masing-Masing |
![]() |
---|
Penjelasan Lengkap Hewan Berdarah Panas dan Berdarah Dingin: Perbedaan, Ciri, dan Contohnya |
![]() |
---|
Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 2 : Pengertian, Ciri, Tujuan Teks Anekdot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.