Kunjungan Paus Fransiskus
PROFIL Paus Fransiskus yang Datang ke Indonesia, Paus Pertama yang Bukan Berasal dari Eropa
Paus Fransiskus akan segera menginjakkan kakinya di tanah Indonesia, membawa pesan damai dan harapan bagi jutaan umat Katolik dan masyarakat luas
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
TRIBUNJOGJA.COM - Paus Fransiskus akan segera menginjakkan kakinya di tanah Indonesia, membawa pesan damai dan harapan bagi jutaan umat Katolik dan masyarakat luas.
Kedatangannya yang dinanti-nantikan ini bukan hanya menjadi momen bersejarah, tetapi juga kesempatan emas bagi bangsa ini untuk menunjukkan keragaman dan toleransi yang menjadi identitas Indonesia.
Mari kita mengenal Paus Fransiskus terlebih dahulu.
1. Paus pertama yang berasal dari non-Eropa

Paus Fransiskus memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio. Ia merupakan orang Argentina keturunan Italia.
Artinya, dia menjadi Paus non-Eropa pertama dan orang dari belahan bumi selatan pertama sejak Paus Gregorius III dari Suriah wafat pada tahun 741.
Paus Fransiskus lahir pada 17 Desember 1936. Dia merupakan Paus Gereja Katolik ke-266 yang terpilih pada hari kedua Konklaf Kepausan 2013 pada 13 Maret 2013.
Sebelum diangkat menjadi Paus, ia merupakan Uskup Agung Buenos Aires, Argentina sejak tahun 1998. Ia diangkat sebagai Kardinal pada tahun 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II.
2. Terpanggil menjadi imam

Paus Fransiskus muda pernah menderita pneumonia yang mengancam jiwa, juga tiga kista di usia 21 tahun.
Sebagian paru-parunya dipotong, tidak lama kemudian. Ia lantas menemukan panggilan untuk menjadi imam ketika dia sedang dalam perjalanan untuk merayakan Hari Musim Semi.
Dia melewati sebuah gereja untuk mengaku dosa yang diilhami oleh seorang pastor.
Bergoglio belajar di seminari keuskupan agung, Seminari Inmaculada Concepción, di Villa Devoto, Buenos Aires, dan, setelah tiga tahun, masuk Serikat Yesus sebagai novis pada 11 Maret 1958.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengikuti Misa Akbar Paus Fransiskus di GBK?
Bergoglio mengatakan bahwa, sebagai seorang seminaris muda, dia menyukai seorang gadis yang dia temui dan sempat ragu untuk melanjutkan karir religiusnya.
Sebagai seorang novis Yesuit, dia mempelajari ilmu humaniora di Santiago, Chile.
Setelah masa novisiatnya di Serikat Yesus, Bergoglio secara resmi menjadi Yesuit pada tanggal 12 Maret 1960, ketika ia mengikrarkan kaul awal, kaul kekal kemiskinan, kesucian dan ketaatan seorang anggota ordo.
3. Pemilihan nama Fransiskus

Pada audiensi pertamanya pada 16 Maret 2013, Paus Fransiskus mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah memilih nama itu untuk menghormati Santo Fransiskus dari Assisi, dan melakukannya karena dia sangat memperhatikan kesejahteraan orang miskin.
Dia menjelaskan bahwa, ketika menjadi jelas selama pemungutan suara konklaf bahwa dia akan terpilih sebagai uskup Roma yang baru, Kardinal Cláudio Hummes dari Brasil telah memeluknya dan berbisik, "Jangan lupakan orang miskin", yang membuat Bergoglio memikirkan latar belakang Santo Fransiskus dari Assisi.
Bergoglio sebelumnya mengungkapkan kekagumannya pada Santo Fransiskus dari Assisi, dengan menjelaskan bahwa: "Dia membawa ke dalam agama Kristen sebuah gagasan tentang kemiskinan melawan kemewahan, kesombongan, kesombongan kekuatan sipil dan gerejawi saat itu. Dia mengubah sejarah.”
Ini adalah pertama kalinya seorang Paus memilih nama Fransiskus.
Baca juga: DERETAN Paus yang Pernah Kunjungi Indonesia, Paus Yohanes Paulus II Sempat ke Yogyakarta
Pada hari pemilihannya, Vatikan mengklarifikasi bahwa nama resmi kepausannya adalah "Fransiskus", bukan "Fransiskus I", yaitu tidak ada nomor regnal yang digunakan untuknya.
Seorang juru bicara Vatikan mengatakan bahwa namanya akan menjadi Fransiskus I jika dan ketika ada Fransiskus II.
Ini adalah pertama kalinya sejak kepausan Lando tahun 913–914 seorang Paus yang melayani memegang nama yang tidak digunakan oleh pendahulunya.
4. Hapuskan hukuman mati

Salah satu komitmen Paus Fransiskus yang cukup tenar di kalangan awam adalah menghapuskan hukuman mati di seluruh dunia dalam keadaan apapun.
Pada tahun 2018, Paus Fransiskus merevisi Katekismus Gereja Katolik untuk membaca bahwa dalam terang Injil hukuman mati tidak dapat diterima karena merupakan serangan terhadap martabat dan martabat seseorang dan bahwa Gereja Katolik bekerja dengan tekad untuk penghapusannya di seluruh dunia.
Dalam ensiklik Fratelli tutti tahun 2020, Paus Fransiskus mengulangi bahwa hukuman mati tidak dapat diterima dan bahwa tidak ada langkah mundur dari posisi ini.
Pada 9 Januari 2022, Paus Fransiskus menyatakan dalam pidato tahunannya kepada para duta besar Vatikan: “Hukuman mati tidak dapat diterapkan untuk keadilan negara yang diakui, karena hukuman itu tidak menimbulkan efek jera atau memberikan keadilan kepada para korban, tetapi hanya mengobarkan rasa haus akan balas dendam”.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )
Kisah Keberuntungan Emilio Dicium Paus Fransiskus, Doanya Terjawab |
![]() |
---|
Paus Fransiskus Menuju Patung Maria Bunda Segala Suku Lalu Berdoa, Begini Cerita di Balik Itu |
![]() |
---|
Isi Homili Paus Fransiskus Saat Misa Agung 5 September 2024 di GBK: Dengar dan Hidupi Sabda Yesus |
![]() |
---|
Teks Doa Tobat Katolik Saya Mengaku yang Dibacakan saat Misa Bapa Paus di GBK |
![]() |
---|
Jejak Kesederhanaan Paus Fransiskus, Enggan Pakai Kalung Salib Emas Penuh Permata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.