Berita Jogja Hari Ini
Mobilitas Warga Tinggi, Pemkot Yogya Perkuat Kewaspadaan Penualaran MPOX
Pemkot Yogyakarta memperkuat kewaspadaan terhadap potensi penularan penyakit cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di fasilitas pelayanan kesehatan.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pemkot Yogyakarta memperkuat kewaspadaan terhadap potensi penularan penyakit cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di fasilitas pelayanan kesehatan.
Penguatan itu sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, terkait peningkatan kewaspadaan Mpox.
SE tersebut menekankan peningkatan kewaspadaan bagi pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, serta pemangku kepentingan lainnya.
Meskipun sejauh ini tidak ada temuan kasus Mpox di Kota Yogyakarta , masyarakat diimbau waspada dan segera memeriksakan ke puskesmas maupun rumah sakit jika mengalami gejala-gejala mengarah Mpox.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta , Lana Unwanah, berujar, bahwa pihaknya telah melakukan upaya penguatan kewaspadaan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya Puskesmas.
Menurutnya, seluruh tenaga medis di lapangan diminta segera mengidentifikasi dan melapor, apabila ada temuan gejala mirip Mpox.
“Bagi tenaga medis dan perawat yang menemukan gejala klinis mirip Mpox pada pasien, segera lakukan identifikasi dan tatalaksana serta melaporkan pada Dinas Kesehatan,” katanya.
Ia menjelaskan, Mpox merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet atau Monkeypox Virus (MPXV).
Penyakit Mpox masuk dalam kelompok zoonosis, yaitu penyakit yang bisa ditularkan melalui hewan seperti kera ke manusia atau sebaliknya.
Adapun penularan langsung bisa melalui kontak secara langsung dengan lesi atau cairan tubuh melalui ciuman, sentuhan, oral, penetrasi vaginal maupun anal dengan seseorang yang terinfeksi Mpox.
Sementara, penularan tidak langsung bisa lewat benda yang terkontaminasi, seperti tempat tidur penderita.
“Makanya untuk mencegah penularan Mpox ini caranya membatasi kontak dengan suspek atau orang positif Mpox dan hewan yang berisiko menularkan. Lakukan pembersihan dan desinfeksi lingkungan. Segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila ada gejala Mpox,” paparnya.
Menurutnya penyakit Mpox dapat bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung sekitar 2- 4 minggu.
Tapi, bisa juga berkembang menjadi berat hingga kematian. Gejala-gejala Mpox berupa demam, sakit kepala, sakit otot, nyeri bagian belakang tubuh, lemah tidak bertenaga dan bengkak kelenjar getah bening.
Lama menegaskan, kewaspadaan kasus Mpox di Kota Yogya harus dilakukan, lantaran mobilitas warga masyarakat yang cenderung tinggi, termasuk dari luar negeri.
"Kami mengimbau warga Kota Yogyakarta yang pulang dari perjalanan ke negara endemis atau berinteraksi dengan komunitas berisiko dan merasakan gejala klinis seperti Mpox, untuk segera ke Puskesmas,” pungkasnya. ( Tribunjogja.com )
KENAPA Cuaca di Yogyakarta Terasa Dingin Akhir-akhir Ini? Ini 5 Fakta Menariknya |
![]() |
---|
Kronologi 3 Wisatawan Asal Sragen dan Karanganyar Terseret Ombak di Pantai Parangtritis |
![]() |
---|
Banyak Moge Harley Davidson Lewat Jogja, Ada Event Apa? |
![]() |
---|
Produsen Anggur Merah Kaliurang Buka Suara, Produksi Dihentikan, Produk Ditarik dari Pasaran |
![]() |
---|
INFO Festival Durian Jogja di Sleman Ada All You Can Eat dan Lomba Makan Durian 26-29 Januari 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.