Fragmen Arca Dewa yang Ditemukan di Situs Krapyak Klaten Hilang
Fragmen arca tersebut sebelumnya ditemukan saat pembangunan masjid tak jauh dari makam Krapyak sekitar tahun 2000 silam.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Fragmen arca tokoh (dewa) yang digambarkan duduk bersila di atas padma ganda dengan sikap sattwaparyankasana (kaki kanan diletakkan di atas kaki kiri) yang ditemukan di Situs Krapyak Dompyongan, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah hilang.
Fragmen arca tersebut sebelumnya ditemukan saat pembangunan masjid tak jauh dari makam Krapyak sekitar tahun 2000 silam.
Fragmen arca tersebut kemudian disimpan di rumah warga.
Namun saat ini fragmen arca tersebut hilang.
Diduga, fragmen arca tersebut diperjualbelikan.
Hilangnya fragmen arca itu diketahui setelah pegiat sejarah dan budaya Klaten Hari Wahyudi mendatangi lokasi penyimpanan fragmen arca di rumah warga tersebut.
Kunjungannya tersebut tak lain untuk mengecek kondisi benda objek diduga cagar budaya (ODCB) bagian situs Krapyak Dompyongan tersebut.
"Dugaan saya dari cerita masyarakat dijualbelikan," kata Hari, seperti yang dikutip dari Kompas.com, Sabtu (31/9/2024).
"Saat pembangunan masjid itu banyak ditemukan artefak itu antara lain arca, fragemen arca. Dulu ada beberapa arca itu terus tahu-tahu hilang," ungkap dia.
Menurut dia, fragmen arca yang hilang merupakan arca tokoh (dewa) yang digambarkan duduk bersila di atas padma ganda dengan sikap sattwaparyankasana (kaki kanan diletakkan di atas kaki kiri).
"Karena yang tersisa hanya bagian pinggul ke bawah tentu sulit mengidentifikasi siapa tokohnya, seperti halnya dalam kasus kriminal apabila ditemukan potongan tubuh yang tidak lengkap akan sulit mengidentifikasi korbannya," ungkap dia.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Mpox, Perkuat Pengawasan di Tingkat Puskesmas
Dia mengatakan, bahwa fragmen arca ini masih satu bagian dengan temuan batu Pedestal atau Kemuncak di area makam Krapyak.
Hari mengaku pihaknya sudah pernah melaporkan temuan artefak itu ke Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) X yang saat itu masih Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng dan Dinas Kebudayaan Klaten.
Setelah melaporkan temuan-temuan artefak itu, mereka mendatangi ke lokasi. Tetapi, kata Hari, mereka hanya melakukan pendataan saja.
"Katanya dulu pernah mau mengirim alat GPR (ground penetrating radar) untuk mendeteksi apakah masih ada struktur yang di bawahnya. Tapi, sampai sekarang tidak pernah dilakukan," ujar dia.
Karena tidak ada tindak lanjut terkait temuan artefak itu, pihaknya melakukan invetarisasi secara mandiri untuk melindungi dan merawat benda cagar budaya di area tersebut.
"Saya melakukan inventarisasi ulang. Jadi saya data juga benda-bendanya masih utuh atau tidak, ada yang rusak atau tidak, ada yang hilang atau tidak. Nah, ternyata di sini ada yang hilang," kata Hari.
Hari berharap semua benda kuno yang disimpan di rumah warga diambil dan dikumpulkan menjadi satu di lokasi penyimpanan ODCB.
Hal tersebut untuk mengantisipasi agar hilangnya benda-benda kuno peninggalan sejarah tidak kembali terulang.
"Harapan saya dengan kejadian ini semua benda-benda ODCB yang ada disimpan di rumah warga agar dikumpulkan menjadi satu di lokasi penyimpanan ODCB untuk memudahkan pengawasan dan pengamanan," terang dia.
Unik, Puluhan Orang Ikuti Lomba Gesekan Layangan di Klaten |
![]() |
---|
Motor Tersenggol Truk Tronton di Jalan Jogja-Solo Klaten, Satu Orang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Pecah! Lautan Manusia Berjoget Bersama Tipe-X di Alun-alun Klaten |
![]() |
---|
Petani Desa Pacing Klaten Gropyok Hama Tikus Bareng Tentara dan Polisi |
![]() |
---|
Bupati Klaten Tepati Janji Hadirkan The Jeblogs di Festival Antikorupsi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.