Perayaan Santo dan Santa

29 Agustus, Peringatan Wafatnya Santo Yohanes Pembaptis yang Dipenggal Kepalanya

Umat diajak untuk merenungkan keteguhan iman dan integritas moral Yohanes Pembaptis, serta pentingnya kesetiaan kepada ajaran Kristus

Penulis: Santo Ari | Editor: Hari Susmayanti
IST
Ilustrasi Yohanes Pembaptis 

TRIBUNJOGJA.COM - Umat Katolik memperingati kematian Yohanes Pembaptis pada tanggal 29 Agustus setiap tahunnya. 

Yohanes Pembaptis adalah tokoh penting dalam tradisi Kristen, yang dikenal sebagai nabi terakhir sebelum kedatangan Yesus Kristus.

Peringatan ini mengingatkan umat Katolik akan keberanian Yohanes dalam menyuarakan kebenaran, meskipun harus menghadapi risiko besar, termasuk kematian. 

Umat diajak untuk merenungkan keteguhan iman dan integritas moral Yohanes Pembaptis, serta pentingnya kesetiaan kepada ajaran Kristus, bahkan dalam menghadapi tantangan yang berat. 

Melalui peringatan ini, umat Katolik diundang untuk meneladani keteguhan dan keberanian Yohanes dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Kisah Kemartiran Yohanes Pembaptis 

Ilustrasi  umat Katolik Kristen sedang berdoa di Gereja
Ilustrasi umat Katolik Kristen sedang berdoa di Gereja (PEXELS/Cottonbro Studio)

Melansir dari laman imankatolik, pada tanggal 24 Juni Gereja merayakan pesta kelahiran Yohanes Pembaptis, sedangkan pada hari ini, 29 Agustus, Gereja mengajak seluruh umat untuk memperingati kemartirannya. 

Kemartiran Yohanes berkaitan erat dengan tegurannya yang pedas kepada raja Herodes, karena ia memperistri Herodias, istri Filipus, saudaranya secara tidak sah. 

Herodes marah dan mencampakkan Yohanes kedalam penjara. Herodias pun marah dan tidak henti-hentinya berusaha mencari kesempatan untuk membunuh Yohanes. 

Kesempatan emas itu akhirnya tiba juga. Pada hari ulang tahunnya, Herodes mengadakan jamuan makan untuk para petinggi kerajaan di seluruh Galilea. 

Kesempatan ini dimanfaatkan Herodias untuk melaksanakan niat jahatnya atas diri Yohanes. 

Ia menyuruh puterinya menari di hadapan para tamu. Tariannya sungguh menawan hati para tamu yang sudah mulai mabuk itu. 

Herodes tampak bangga dan gembira. Terdorong karena kebanggaannya itu, Herodes berkata kepada gadis itu: “Mintalah kepadaku apa saja menurut kehendakmu. Aku akan memberikannya kepadamu.” 

Herodes bahkan bersumpah di hadapan para tamu: “Apa saja yang kauminta, akan kuberikan, sekalipun separuh dari kerajaanku.” 

Gadis itu tidak tahu apa yang harus dimintanya. Karena itu ia berlari kepada ibunya Herodias untuk meminta pendapatnya. 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved