Merajut Asa dari Alung Banua, Kolaborasi Tim KKN-PPM UGM dengan Kompas
Suasana di perpustakaan pun dipenuhi kehangatan dan semangat belajar yang terpancar dari senyum lebar di wajah anak-anak ini.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Buku-buku tersebut mencakup berbagai genre, mulai dari cerita anak, pengetahuan umum, ensiklopedia, sejarah, hingga kerajinan.
Setiap buku yang kini menghiasi rak perpustakaan menjadi saksi dari upaya bersama dalam meningkatkan minat baca dan pengetahuan siswa di SD GMIM Alung Banua.
Dengan tambahan buku-buku ini, siswa memiliki lebih banyak pilihan bacaan yang menarik, menambah semangat mereka untuk terus belajar dan menjelajahi dunia melalui buku.
“Kalau di sini, bukunya itu sudah lama. Sudah dimakan rayap. Kalau tidak diberi mahasiswa UGM dan Kompas, kami tidak punya buku baru,” jelas Yureni ketika berbincang dengan Tribun Jogja.
Tak hanya buku dimakan rayap, rak-rak yang terbuat dari kayu itupun sudah lapuk dimakan usia.
Baca juga: KKN Kelompok 109 UMBY Gandeng Influencer Ajarkan Digital Marketing Peningkatan Produktivitas UMKM
Bahkan, gedung perpustakaan dengan luas tak seberapa itu saja sempat tak layak untuk disebut taman pustaka.
Salah satu dinding bangunan retak karena gempa yang melanda Pulau Bunaken. Retaknya cukup parah.
Namun, lagi-lagi, SD tersebut tak bisa melakukan renovasi mengingat siswa mereka juga tidak banyak, hanya 73 orang dari kelas I hingga VI.
“Kami sempat kena gempa. Bagian belakang dinding ini sempat retak tapi sekarang sudah diperbaiki mahasiswa UGM. Ketika saya lihat di belakang, sudah tidak ada dinding retak. Mereka juga mengecat bangunan ini,” tambah Yureni dengan mata berbinar.
Antusiasme Tinggi
Bangunan itu sudah hampir enam bulan kosong. Tidak ada yang berani masuk ke dalam karena alasan keselamatan.
Lampunya pun tidak terpasang, membuat ruangan sederhana itu gelap tanpa pencahayaan.
Secara keseluruhan, listrik di Alung Banua juga byar pet. Sinyal provider pun jarang bisa berada di titik maksimal.
Kini, perpustakaan tersebut sudah memiliki pojok baca dan menjadi tempat favorit para murid ketika jam istirahat berbunyi.
“Kami ingin anak- anak bisa membaca dengan nyaman dan menambah pengetahuan mereka. Semoga antusiasme ini tidak menurun meski kami sudah selesai KKN,” kata Pniel Abigail Nathane Saragih, salah satu mahasiswa KKN-PPM UGM di Bunaken. (*)
Gunungkidul Baru Miliki 65 Perpustakaan Inklusif, Keterbatasan Anggaran Jadi Kendala |
![]() |
---|
Gara-gara ASRI, Pelajar di Yogyakarta Sadar Pentingnya Jaga Lingkungan dari Hal Kecil |
![]() |
---|
ASRI Menyapa Hadir di Yogyakarta, Kenalkan Prinsip Berkelanjutan ke Sekolah |
![]() |
---|
Hore! Perpustakaan Kota Yogyakarta Kini Buka sampai Malam Hari |
![]() |
---|
Lomba Perpustakaan di Klaten, Desa Kejoran Juara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.