FAKTA-Fakta Kematian Ismail Haniyeh Pemimpin Hamas, Tewas Dirudal Jarak Jauh di Iran Jam 02:00 Pagi

Tewasnya pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh mengejutkan publik. Apalagi, Ismail Haniyeh meninggal seusai menemui Presiden Iran terpilih

www.wbir.com
Ismail Haniyeh saat berpidato di Gaza pada Kamis (7/12/2017). 

TRIBUNJOGJA.COM - Tewasnya pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh mengejutkan publik. Apalagi, Ismail Haniyeh meninggal seusai menemui Presiden Iran terpilih, Masoud Pezeshkian di Teheran, Iran.

Ismail Haniyeh bertemu Presiden Masoud Pezeshkian di Teheran, Iran pada Selasa 30 Juli 2024.

Kemudian, pada 31 Juli 2024, Haniyeh tewas setelah kediamannya di Teheran dirudal. Rudal tersebut diduga kuat berasal dari Israel.

Berikut sejumlah fakta terkait kematian Ismail Haniyeh yang dirangkum tim Tribunjogja.com dari berbagai media asing:

1. Tewas dirudal di kediamannya jam 02:00 pagi

Pembunuhan Ismail Haniyeh dilakukan dengan rudal berpemandu yang menargetkan kediaman pribadinya di Teheran, kata sumber dari media Saudi, Al Hadath.

Media tersebut melaporkan rudal itu menghantam kediaman Haniyeh sekitar pukul 02:00 waktu setempat, sebagaimana yang juga disebutkan oleh media pemerintah Iran.

Media Fars, yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, menyebut Haniyeh ditempatkan di sebuah kediaman untuk para veteran di bagian utara Teheran, dan bahwa ia terbunuh oleh proyektil dari udara.

Kematian Haniyeh terjadi hanya beberapa jam setelah Israel mengeklaim mereka membunuh komandan militer utama Hizbullah, kelompok milisi yang berbasis di Lebanon, yang juga didukung oleh Iran.

Israel mengatakan pihaknya membunuh Fuad Shukr dalam serangan udara, sebagai pembalasan atas serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada akhir pekan silam.

Shukr dilaporkan bertanggung jawab atas serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel pada Sabtu (27/7/2024).

Serangan itu menewaskan 12 orang yang kebanyakan merupakan anak-anak. Di sisi lain, Hizbullah menyanggah keterlibatan mereka dalam serbuan itu.

2. Iran bakal balas perbuatan Israel

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian berjanji membuat Israel menyesali pembunuhan yang dilakukan ke pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran. Ia sendiri menyebut tindakan tersebut pengecut.

"Republik Islam Iran akan mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, kebanggaan, dan martabatnya," tegasnya di laman X.

"Membuat para penyerbu teroris menyesali tindakan pengecut mereka," tambahnya.

Dalam pernyataan lengkap di media pemerintah, ia juga menyanjung mendiang Haniyeh. Menurutnya, Iran juga berduka atas kematian sosok tersebut.

Baca juga: FAKTA-Fakta Faksi di Palestina Akhirnya Akur, Dijembatani China, Proses Jadi Negara Merdeka

"Hari ini, Iran yang terkasih sedang berduka atas orang yang turut berbagi kesedihan dan kegembiraannya, pendamping setia dan bangga di jalan perlawanan, pemimpin pemberani perlawanan Palestina, martir al-Quds, Haj Ismail Haniyeh," tambahnya dimuat Al-Jazeera.

"Kemarin saya mengangkat tangannya yang penuh kemenangan dan hari ini saya harus menguburnya di pundak saya," ujarnya lagi.

"Kemartiran adalah seni para hamba Tuhan. Ikatan antara dua negara yang bangga, Iran dan Palestina, akan lebih kuat dari sebelumnya, dan jalan perlawanan dan pembelaan bagi yang tertindas akan ditempuh lebih kuat dari sebelumnya," jelasnya.

3. Faksi-faksi di Palestina semakin bersatu

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan Hamas Ismail Haniyeh. Sebagaimana dimuat kantor berita WAFA, ia menyebut aksi itu pengecut.

"Presiden Negara Palestina Mahmoud Abbas mengutuk keras pembunuhan kepala gerakan Hamas, pemimpin besar Ismail Haniyeh, dan menganggapnya sebagai tindakan pengecut dan perkembangan yang berbahaya," lapor laman itu.

"Yang Mulia menyerukan kepada massa dan kekuatan rakyat kita untuk bersatu, bersabar dan tabah dalam menghadapi pendudukan Israel," tambahnya.

Hal sama juga dikatakan Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Hussein Al-Sheikh. Ia memberikan pernyataan kecaman secara terpisah.

"Kami mengecam keras dan mengutuk pembunuhan kepala Biro Politik, pemimpin nasional, Ismail Haniyeh," tambahnya.

"Kami menganggapnya sebagai tindakan pengecut, ini mendorong kami untuk tetap lebih teguh dalam menghadapi pendudukan, dan perlunya mencapai persatuan pasukan dan faksi Palestina," katanya.

Diketahui, pada 23 Juli 2024, 14 faksi di Palestina, termasuk Hamas dan Fatah menandatangani Deklarasi Beijing di Beijing, Tiongkok untuk bersatu menuju pemerintahan Palestina pascaperang.

4. Ada dugaan penyusupan di Iran

Ismail Haniyeh sejak lama diburu Israel. Perang Gaza 2023 menambah alasan Israel mengejarnya.

Selama beberapa tahun ini, Ismail Haniyeh tinggal di Doha, Qatar.

Dalam berbagai kesempatan, Doha terus mengingatkan Israel agar tidak membunuh petinggi Hamas di Qatar. Peringatan serupa diberikan Turki.

Baca juga: Serangan Rudal Berpemandu Tewaskan Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh

Sebaliknya, di Iran, Israel berulang kali melancarkan serangan. Sebagian disangkal. Sebagian lagi dapat dibuktikan berdasarkan jejak perangkat pembunuhan.

Dalam laporan Atlantic Council pada 14 Juli 2023 disebut, Mossad itu begitu mudah beroperasi di Iran.

Saking mudahnya beroperasi di Iran, agen Mossad tidak hanya dapat mengumpulkan informasi intelijen, Mossad sampai bisa menangkap dan menginterogasi anggota Garda Revolusi Iran (IRGC) di Iran.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved