Kronologi Remaja di Gunungkidul Bakar Rumah Orang Tuanya, Berawal Minta Uang untuk Bayar Utang
Saat itu S sengaja menendang tungku di dapur rumahnya hingga bara apinya mengenai tumpukan jerami.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Seorang pemuda berinisial S (23), warga Padukuhan Mertelu Wetan, Kalurahan Mertelu, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, nekat membakar rumah orang tuanya lantaran tak diberi uang untuk membayar utang.
S diketahui berhutang kepada tetangganya lantaran kecanduan judi online.
S membakar rumah orang tuanya pada Selasa (30/7/2024) malam.
Saat itu S sengaja menendang tungku di dapur rumahnya hingga bara apinya mengenai tumpukan jerami.
Alhasil, api pun langsung membesar dan membakar rumah serta kandang milik orang tuanya.
Api akhirnya berhasil dipadamkan oleh warga setelah satu jam kemudian.
Di tengah upaya warga memadamkan api, S malah memilih bersembunyi di bawah kasur.
S kemudian langsung diamankan dan dibawa ke kantor polisi.
Kapolsek Gedangsari, AKP Suryanto mengatakan kasus remaja membakar rumah orang tuanya ini bermula saat S marah-marah setelah orang tuanya tak memberi uang Rp 2 juta.
S meminta uang untuk membayar utangnya kepada salah satu tetangganya.
"Mulanya S marah setelah permintaan uang kepada orang tuanya tak dipenuhi, minta uang Rp2 juta untuk membayar hutang ke tetangga. Hutang itu sebelumnya berkaitan dengan kebiasannya bermain judi online,"ujarnya pada Rabu (31/7/2024).
Baca juga: Terlilit Utang Karena Judi Online, Pemuda di Gunungkidul Nekat Bakar Rumah Orangtua Sendiri
Sementara orang tua pelaku akhirnya memilih pergi ke rumah tetangga untuk meredam emosi anaknya yang sudah menjadi-jadi.
Di rumah, setelah marah-marah kepada orang tuanya, S kemudian memasak mie dengan menggunakan tungku di dapur.
Selesai memasak mie, S tiba-tiba langsung menendang tungku hingga bara apinya terlempar ke arah tumpukan jerampi.
Api pun langsung berkobar dan membakar rumah dan kandang sapi.
"Ketika ditinggal orangtuanya, si pelaku ini membuat mi di rumahnya menggunakan tungku api, setelah itu bukannya memadamkan bara api-nya, si pelaku malah menendang tungku api itu membuat bara api terlempar mengenai jerami, api pun langsung membesar membakar rumah, termasuk kandang sapi,"ujarnya.
Kobaran api yang membesar akhirnya terlihat oleh warga.
Warga pun berdatangan untuk memadamkan kobaran api yang sudah menghanguskan bagian kandang dan dapur itu.
Sementara S malah memilih bersembunyi di bawah kasur.
"Satu jam lebih api baru berhasil dijinakkan. S berhasil selamat dan langsung kami amankan ke Polsek,"ujarnya.
Kasus ini kemudian diselesaikan secara kekeluargaan.
Meski sudah diamankan polisi, orang tua S memilih untuk memaafkan anaknya.
Polisi pun akhirnya melepaskan S dan hanya melakukan pembinaan saja.
"Orang tuanya memaafkan sehingga hanya kami beri pembinaan. Dia (S) sudah minta maaf ke orang tua. Kami menghimbau kepada masyarakat agar tidak mencoba-coba bermain judi online," Imbau kapolsek.
Tetangga korban, Sugiyono saat dimintai keterangan membenarkan bahwa S sebelumnya memang memaksa meminta uang ke orang tuanya.
"Kalau dipakai untuk apa uangnya, kami belum mengetahui," ungkap dia. (ndg)
Doa Damai untuk Bangsa Warnai Puncak Gebyar Keistimewaan DIY di Gunungkidul |
![]() |
---|
Berwisata Sambil Berbagi, Alumni SMA Negeri 7 Jakarta Gelar Bakti Sosial di Gunungkidul |
![]() |
---|
Lepas dari Juru Kunci, Kontingen Gunungkidul Berhasil Duduki Posisi Keempat pada Peparda DIY 2025 |
![]() |
---|
Gebyar Keistimewaan di Gunungkidul Jadi Ruang Pemberdayaan Ekonomi Lokal UMKM |
![]() |
---|
Serapan Pupuk Subsidi di Gunungkidul Baru Mencapai 19,66 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.