Belum Ada Perusahaan di DIY yang Mendaftar untuk IPO di BEI

Kepala Kantor Perwakilan BEI DIY, Irfan Noor Riza mengatakan proses persiapan menuju IPO bagi perusahaan memang membutuhkan waktu yang panjang

Dok. Istimewa
Ilustrasi : Bursa Efek 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY mencatat ada 8 emiten berasal dari DIY.

Namun saat ini belum ada perusahaan di DIY yang mendaftar untuk Initial Public Offering (IPO) di BEI.

Kepala Kantor Perwakilan BEI DIY, Irfan Noor Riza mengatakan proses persiapan menuju IPO bagi perusahaan memang membutuhkan waktu yang panjang. 

“Sampai dengan saat ini belum ada perusahaan di DIY yang mendaftar untuk IPO di Bursa Efek Indonesia. Kami masih berharap sampai dengan akhir tahun 2024 nanti paling tidak ada satu perusahaan dari DIY yang go public dan melantai di BEI,” katanya Minggu (21/07/2024).

Ia menyebut antusiasme perusahaan di DIY untuk IPO tinggi.

Beberapa bulan terakhir ini juga ada beberapa perusahaan berskala UMKM di DIY yang mulai mencari informasi ke BEI DIY

Menurut dia, beberapa UMKM tersebut tertarik untuk IPO. Terlebih ada UMKM yang sudah melantai di BEI. 

“Harapannya kisah sukses dari perusahaan di DIY yang lebih dahulu melantai di Bursa akan menjadi magnet bagi perusahaan lain untuk melantai di Bursa melalui IPO,” ujarnya.

Baca juga: BEI DIY Ungkap Kendala Perusahaan di DIY Melantai di Bursa

Irfan mengakui ada beberapa kendala yang dihadapi.

Salah satunya adalah transparansi laporan keuangan sangat penting untuk Initial Public Offering (IPO).

Menurut dia perusahaan-perusahaan di DIY khawatir akan audit laporan keuangan.

Laporan keuangan yang telah diaudit beberapa tahun terakhir merupakan salah satu syarat bagi perusahaan yang ingin IPO.

“Audit laporan keuangan tersebut tidak bisa dilakukan oleh sembarang akuntan yang ditunjuk sendiri oleh perusahaan. Hanya akuntan publik yang ditunjuk Otoritas Jasa Keuangan yang dapat mengaudit laporan keuangan perusahan yang akan IPO,” terangnya.

Selain itu, kendala yang dihadapi perusahaan untuk IPO adalah jumlah pemegang saham perusahaan.

Meski begitu, ia tetap optimis jumlah emiten dari DIY bisa bertambah. Apalagi banyak manfaat yang diterima perusahaan jika go public melalui IPO di BEI. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved