Siswa SMAN 1 Cawas Meninggal Kesetrum

KABAR Terkini Siswa SMA Negeri 1 Cawas yang Ikut Kesetrum di Kolam, Alami Syok dan Masih di RS

Selain FN, ternyata ada satu lagi korban kesetrum di kolam tersebut. Dia adalah AD (17), warga Cawas, Klaten. Ada ikut kesetrum saat berusaha menolong

|
Dok. Istimewa
Petugas kepolisian saat melakukan olah TKP di SMAN 1 Cawas, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (8/7/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM - Perayaan ulang tahun FN (18), siswa SMA Negeri 1 Cawas diwarnai duka. FN meninggal dunia saat diceburkan ke kolam karena kesetrum listrik.

FN meninggal dunia di hari ulang tahunnya, 8 Juli 2024. Dia pun dikebumikan pada 9 Juli 2024.

Kasus ini pun menjadi perhatian nasional dan warganet di dunia maya.

Selain FN, ternyata ada satu lagi korban kesetrum di kolam tersebut. Dia adalah AD (17), warga Cawas, Klaten.

AD dikatakan ikut tersetrum saat berusaha menolong FN yang kesetrum di kolam.

Berikut kabar terkini dari AD:

1. Masih dirawat di rumah sakit

Kapolsek Cawas, AKP Umar Mustofa, mengatakan hingga Rabu (10/7/2024) malam, korban AD masih dirawat di rumah sakit. 

Disebutkan, sebelumnya bahwa korban AD telah mendapatkan perawatan berupa alat bantu pernafasan oksigen. 

"Saat ini masih di rumah sakit. Kondisinya memang sudah tidak memakai alat bantu pernafasan oksigen. Sudah membaik daripada saat awal dirawat," ungkap AKP Umar kepada Tribunjogja.com

2. Kondisi korban belum stabil

Kendati demikian, Umar mengungkapkan kondisi korban belum sepenuhnya stabil. 

Sebab, korban masih sulit menggerakkan anggota tubuh bagian kaki dan tangan.

"Kalau informasi dari orang tua korban, anggota tubuh bagian kaki dan tangan korban masih kaku. Dia juga masih kayak trauma, sehingga kami masih belum bisa mengumpulkan klarifikasi (keterangan)," paparnya.

3. Muncul bibit-bibit depresi

Terpisah, Kepala Sekolah SMAN 1 Cawas, Arik Sulistyorini, membenarkan bahwa satu siswa masih berada dalam pengawasan perawat di rumah sakit. Meskipun kondisinya mulai membaik.

"Kondisinya mulai membaik di rumah sakit, hanya masih dalam pengawasan perawat dan anak itu seperti depresi," kata Arik. 

Dijelaskan, anak tersebut sempat mendengar kabar bahwa temannya, FN, meninggal dunia. Sehingga sempat menangis histeris. 

Baca juga: Kondisi Korban Kesetrum Masih Trauma, SMAN 1 Cawas Berikan Pendampingan Psikologis

4. AD teriak FN tiada

"Anak itu sempat teriak-teriak karena temannya tidak ada (tewas). Saya sudah minta sekolah untuk mendampingi karena dari sisi psikologis memang butuh pendampingan," ujarnya. 

Arik menyebut, semua siswa yang terlibat dalam insiden itu masih dalam kondisi syok. 

Mereka tidak menyangka kejutan yang diberikan saat ulang tahun malah berakibat fatal. 

"Semuanya syok, tidak hanya anak-anak tapi para guru juga," tutur dia.

Lebih lanjut, Arik mengatakan kejadian tersebut berada di luar kuasa sekolah.

5. Kolam ikan dan instalasi listrik sudah ada sejak 20 tahun

Dia menyebut kolam ikan dan instalasi listrik sudah ada di sekolah sejak 20 tahun lalu. 

"Kejadian itu di luar kuasa sekolah. Mohon maaf, sekolah bukan mau cuci tangan, cuman kami memang tidak menyangka bakal terjadi kejadian seperti itu. Semua kejadian tidak terduga," kata Arik.

"Selama 20 tahun kolam itu ada di sekolah, tidak pernah terjadi apa-apa. Begitu juga dengan keberadaan instalasi listrik dan pompa air yang terpasang seperti itu, tidak terjadi apa-apa. Perayaan ulang tahun, juga tidak pernah kejadian seperti itu," tambahnya. 

6. Kasus FN jadi bahan evaluasi

Kendati demikian, Arik menyebut kejadian itu menjadi pembelajaran dan evaluasi ke depan. 

Pihaknya berharap peristiwa serupa tidak terjadi lagi. Tidak hanya di SMA Negeri 1 Cawas, tetapi juga tidak terjadi di sekolah manapun di seluruh Indonesia. 

7. Sekolah benahi kolam secara total

Menanggapi insiden itu, Arik menuturkan pihak sekolah akan intropeksi diri.

Selain itu juga akan melakukan pembenahan total di kolam, terutama setelah garis polisi diambil. 

"Nanti setelah garis polisi diambil, berarti kami harus lakukan perbaikan total di kolam itu. Nanti kolam akan ada pendangkalan. Lalu jaringan listrik juga akan dibenahi dan berkoordinasi dengan PLN," ungkap dia.

Adapun, pagar pengaman kolam rencananya juga bakal lebih diperketat.

Artinya, lanjut Arik, akan ditutup dan diberi rambu-rambu bertuliskan untuk keamanan.

"Kami semua siap, dalam artian semuanya akan dibenahi termasuk memasang rambu-rambu bahwa area itu tidak boleh dimasukki. Kami siap dan terbuka menerima saran serta masukan untuk perbaikan sekolah dari pihak manapun," tandas dia.

 

( Tribunjogja.com / Dewi Rukmini / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved