Siswa SMAN 1 Cawas Meninggal Kesetrum

Isak Tangis Iringi Pemakaman Ketua Osis SMAN 1 Cawas yang Meninggal Tersetrum di Kolam Sekolah

FN meninggal akibat tersengat listrik saat diceburkan ke dalam kolam sekolah oleh teman-temannya yang merayakan hari lahir korban.

|
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Dewi Rukmini
Suasana rumah duka FN (18), Ketua Osis SMAN 1 Cawas yang meninggal tersengat listrik saat diceburkan ke kolam sekolah di hari ulang tahunnya. Rumah duka berada di Dusun Sanggrahan, Desa Cawas, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (9/7/2024). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Sejumlah karangan bunga tampak terpasang di sepanjang jalan menuju rumah FN (18), warga Dusun Sanggrahan, Desa Cawas, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Selasa (9/7/2024).

Suasana duka pun menyelimuti rumah duka FN yang merupakan pelajar sekaligus Ketua Osis SMAN 1 Cawas

Pemuda malang itu meninggal dunia di hari ulang tahunnya.

Ia meninggal akibat tersengat listrik saat diceburkan ke dalam kolam sekolah oleh teman-temannya yang merayakan hari lahir korban.

Mirisnya, perayaan yang harusnya menjadi hari bahagia, malah berubah duka. 

Pantauan Tribunjogja.com, ratusan orang tampak berdatangan ke rumah duka pada Selasa (9/7/2024) pagi.

Ratusan orang yang mengenakan pakaian serba warna hitam itu didominasi teman-teman korban dan warga sekitar. 

Aura duka tampak terpancar di wajah-wajah mereka. Sesekali isakan tangis terdengar saat tokoh agama setempat membacakan doa untuk korban.

Isak tangis pun pecah ketika peti jenazah korban mulai diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir. 

Baca juga: Polisi Ungkap Kronologi Ketua Osis SMAN 1 Cawas Meninggal Dunia Tersengat Listrik di Kolam Sekolah

Peti jenazah korban dipanggul oleh sejumlah siswa pasukan Paskibraka SMAN 1 Cawas.

Peti tersebut kemudian dimasukkan ke dalam mobil ambulance untuk diantar ke pemakaman umum Dusun Sepi, Desa Barepan, yang berlokasi sekitar 1 km dari rumah duka.
 
Paman korban, Suparno (53), mengaku mendapatkan kabar duka itu pada Senin (8/7/2024) sore setelah kejadian.

Ia mengatakan saat mendapat kabar tersebut pihak keluarga korban sangat syok.

"Setelah kejadian, kami dari pihak keluarga syok. Tapi setelah dipikir-pikir semua itu adalah musibah. Sehingga kami dari pihak keluarga sudah bicara dengan bapak ibunya, semua keluarga bisa menerima itu sebagai musibah," ucap Suparno kepada awak media, Selasa (9/7/2024). 

Karangan bunga terlihat terpasang di sepanjang jalan menuju rumah duka di Dukuh Sanggrahan, Desa Cawas, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (9/7/2024).
Karangan bunga terlihat terpasang di sepanjang jalan menuju rumah duka di Dukuh Sanggrahan, Desa Cawas, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (9/7/2024). (Tribun Jogja/ Dewi Rukmini)

Suparno mengungkapkan korban adalah anak kedua dari empat bersaudara.

Korban pun dikenal sebagai anak yang rajin, baik, dan ramah kepada orang lain serta keluarga.

"Anaknya baik, rajin salat. Di kampung juga terkenal baik, begitu juga di sekolah. Dia menjadi Ketua Osis dan pintar," paparnya.

Kapolsek Cawas, AKP Umar Mustofa, mengungkapkan kronologis kejadian itu.

Pihaknya mengungkapkan siang itu puluhan siswa yang merupakan anggota Osis SMAN 1 Cawas berangkat ke sekolah untuk melakukan rapat. 

Rapat tersebut membahas rencana kegiatan sponsorship acara lomba pengembangan prestasi minat bakat siswa yang bakal dilaksanakan pada 25 Juli 2024.

Setelah rencana kegiatan itu tersusun, seorang siswa di antaranya mengetahui bahwa korban sedang berulang tahun.

Sehingga setelah makan siang, sejumlah siswa pun berinisiatif merayakan hari lahir korban dengan cara menaburkan tepung ke badan korban. 

Lalu menceburkan korban ke dalam kolam berisi air sedalam 1,7 meter di depan ruang kelas. Dikatakan, saat itu korban dan kawan-kawannya sempat bergurau. 

"Kemudian korban sempat berusaha untuk mentas (keluar dari dalam kolam). Tapi ternyata dia tidak sadar menginjak setrum. Bagi dia, kakinya kok kram padahal itu setrum," ungkap Umar.

Mengetahui hal itu, dua orang teman korban sempat masuk ke dalam kolam untuk menolong.

Kala itu mereka baru mengetahui bahwa itu setrum (aliran listrik). Lantas satu orang keluar dari kolam dan mematikan listrik.

Sementara, satu siswa lain yang masih di dalam air sempat mengalami sesak nafas. 

Akhirnya korban dan siswa yang sesak nafas itu dibawa ke rumah sakit terdekat.

Namun sampai di rumah sakit, nyawa korban sudah tidak tertolong. 

"Sementara, siswa satunya kini masih dirawat di rumah sakit," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved