Renungan Harian

Renungan Harian Senin 24 Juni 2024: Hidup Sesuai Firman Tuhan

Kalau firman-Nya tidak menjadi sandaran hidup kita, suatu ketika hadirat Tuhan dapat menjauh tanpa kita sadari.

Penulis: Santo Ari | Editor: Iwan Al Khasni
PEXELS/Pixabay
Ilustrasi foto salib, alkitab, kitab suci, paskah 

TRIBUNJOGJA.COM - Umat Kristiani bisa terus bertumbuh dalam iman dan semakin dekat dengan Tuhan salah satunya melalui membaca dan merenungkan alkitab.

Firman Tuhan pelita bagi kaki dan terang bagi jalan kita sebagai umat-Nya.

Dengan membaca firmah Tuhan, umat Kristiani bisa mendapatkan bimbingan, kekuatan, dan ketenangan yang dibutuhkan dalam menjalani hidup.

Bacaan

Dikuti dari laman renunganharian.net, saat teduh atau renungan harian kali ini diambil dari BILANGAN 20:2-13

"Tetapi, Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun, "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, sebab itu kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang Kuberikan kepada mereka." (Bilangan 20:12)

Renungan

Amarah Musa seolah memuncak saat bangsa Israel bersungut-sungut di hadapannya.

Tidak mau disalahkan begitu saja dan mungkin sudah lelah dengan gerutu bangsa yang dipimpinnya berpuluh-puluh tahun lamanya, Musa mengeluarkan air dari bukit batu di depan mereka dengan tongkatnya, padahal Tuhan menyuruhnya untuk memberi mereka minum dari hadirat-Nya yang nyata di tempat mereka berkumpul.

Baca juga: Tanggalan Jawa Hari Ini Senin Pahing 24 Juni 2024 - 17 Besar 1957 Tahun Jawa - 17 Zulhijah 1445 H

Perjalanan hidup kita bersama Tuhan bisa jadi berakhir seperti Musa yang akhirnya tidak diperbolehkan untuk masuk ke tanah yang dijanjikan-Nya.

Sekian lama dengan setia kita mengikut Tuhan, sampai mungkin suatu kejadian di akhir hidup kita menyeret kita kepada kegelapan dan mencampakkan-Nya begitu saja.

Kalau firman-Nya tidak menjadi sandaran hidup kita, suatu ketika hadirat Tuhan dapat menjauh tanpa kita sadari.

Meskipun kita masih mengingat-Nya dalam keseharian kita, Tuhan bukanlah lagi fokus utama, melainkan hanya bagian dari kebiasaan saja seperti tongkat Musa yang sepertinya lebih mengandung kuasa daripada diri-Nya yang selalu hadir di tengah-tengah mereka.

Seiring dengan pertambahan usia kita, mari kita terus bergiat untuk hidup sesuai firman-Nya sehingga kekekalan yang Tuhan tanamkan dalam hati kita tidak akan tercabut sampai kita bertemu muka dengan muka dengan-Nya di surga.

Meskipun kesukaran datang silih berganti, kita yang dekat dengan Tuhan akan senantiasa dapat mengecap kebaikan-Nya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved