Berita Bantul Hari Ini

Mengulik Mitos dan Fakta Terkait Larangan Penggunaan Pakaian Hijau di Pantai Selatan

Konon, orang yang mengenakan pakaian hijau di area Pantai Selatan disebut-sebut akan mendapatkan kesialan atau malapetaka.

Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Neti Rukmana
Sejumlah wisatawan sedang bermain air di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, Rabu (12/6/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL -  Istilah larangan menggunakan pakaian hijau di Pantai Selatan, mungkin sudah tidak asing lagi di dengar oleh masyarakat.

Apalagi, bagi mereka yang berasal dari Jawa.

Konon, orang yang mengenakan pakaian hijau di area Pantai Selatan disebut-sebut akan mendapatkan kesialan atau malapetaka.

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah III Bantul (Parangtritis-Depok), Muhammad Arief Nugraha, menyampaikan, dalam mitos yang beredar, warna baju hijau juga disebut sebagai pakaian Ratu Nyi Roro Kidul.

"Sebenarnya, mitos dan kepercayaan seperti itu cukup kembali ke masing-masing orang saja. Tapi, lain halnya kalau bercerita secara logis dengan kami," katanya kepada Tribunjogja.com, Rabu (12/6/2024).

Kata Nugraha, sebenernya tidak ada larangan bagi orang atau wisatawan yang berkunjung ke pantai menggunakan pakaian berwarna hijau.

"Yang jelas tidak ada larangan untuk orang datang ke pantai tidak boleh pakai baju hijau. Mau pakai baju hijau, hitam, putih, pink dan lain-lain itu tidak masalah," urainya.

Namun, kalau kemudian orang atau wisatawan itu bermain air di area palung laut hingga terseret arus, maka cukup mempersulit proses pencarian.

Apalagi, bagi orang yang menggunakan pakaian berwarna hijau. Pasalnya, pakaian warna hijau dengan air laut dinilai hampir sama.

"Terus, kalau tenggelam dan sudah terseret arus sampai ke tengah laut, maka proses pencarian semakin sulit. Karena itu tadi, warna air dan pakaian tersebut hampir sama," urai dia.

Maka dari itu, kata Nugraha, bagi orang yang ingin ke pantai selatan utamanya di Pantai Parangtritis dan Pantai Depok, diperbolehkan memakai baju dengan segala macam warna. Akan tetapi, saat bermain air tidak berada di area palung.

"Kami sama teman-teman dari Ditpolair itu juga selalu mewanti-wanti wisatawan untuk tidak bermain air sampai ke area palung laut. Karena itu membahayakan," jelasnya.

Disampaikannya, area palung laut memiliki arus balik bawah yang sangat deras, sehingga orang atau benda yang terkena ombak dari palung laut tersebut dapat dengan mudah terseret ke tengah laut.

Lalu, jika orang yang terseret ombak di palung laut, maka berpotensi tenggelam serta berujung meninggal dunia jika tidak segera mendapatkan pertolongan.

"Setiap area palung laut yang ada, sebenernya juga sudah sering kami kasih rambu peringatan. Tapi, tetap saja, banyak orang yang masih nekat bermain air di sana," urainya.

Dikatakannya, hingga saat ini, masih banyak orang di Pantai Parangtritis yang susah menaati aturan larangan bermain air di palung laut.

"Yang paling susah dikasih tahu sama aturan larangan main air di area palung itu dari kalangan anak-anak dan remaja. Tapi ada juga dari kalangan orang tua," jelasnya.

Pihaknya berharap kepada semua orang atau wisatawan apabila bermain air di pantai dapat selalu memperhatikan kondisi yang ada.

"Lalu, kami harap juga, mereka bisa menaati aturan atau mengindahkan larangan demi keselamatan bersama," pesannya.

Sementara itu, seorang wisatawan di Pantai Parangtritis, Maria Intandari (26), asal Kepulauan Bangka Belitung, mengaku tidak pernah mau menggunakan pakaian warna hijau saat bermain ke area pantai.

"Iya takut aja sih dan emang kebawa omongan orang sih untuk jangan pakai pakaian hijau di pantai, apalagi di pantai selatan atau Pantai Parangtritis katanya bisa menimbulkan malapetaka, ada ini itu dan sebagainya," ucap dia.

Maka dari itu, setiap berkunjung ke pantai Maria lebih memilih untuk menggunakan pakaian warna lain yang dinilai aman dan tidak bertentangan dengan mitos yang beredar.

"Sampai dulu tuh ya, daleman juga enggak boleh pakai yang warna hijau. Jadi ya kalau ke pantai aku selalu cari warna lain lah yang sekiranya aman," tutup dia.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved