ASITA DIY Terima Keluhan Soal Sampah dari Wisatawan Mancanegara

Pelaksana tugas Ketua ASITA DIY, Edwin Ismedi Himna, mengatakan ada beberapa wisman yang menyampaikan keluhannya secara langsung.

Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani
Tumpukan sampah di pinggir Jalan Magelang beberapa waktu lalu. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) DIY menerima keluhan dari wisatawan mancanegara (wisman) terkait sampah.

Pelaksana tugas Ketua ASITA DIY, Edwin Ismedi Himna, mengatakan ada beberapa wisman yang menyampaikan keluhannya secara langsung.

Namun pihaknya memberikan penjelasan agar wisman yang datang ke DIY tidak kapok. 

Terlebih mayoritas wisman yang datang baru pertama kali berwisata ke DIY.

“Kalau yang wisman kami sampaikan dalam proses lahan baru. Untungnya mereka datang pertama kali,” katanya, Senin (10/06/2024).

Ia menyebut permasalahan sampah di DIY menjadi tantangan tersendiri bagi ASITA.

Sebab pihaknya harus memberikan penjelasan terkait kondisi DIY.

“Kami harus memutar kata-kata, meskipun ini masalah. Kami berusaha menutupi di mata wisman,” sambungnya.

Baca juga: Sri Sultan Hamengku Buwono X Dorong Kerjasama antar-Wilayah Atasi Sampah di DI Yogyakarta

Saat ini, gelombang awal wisman memang sudah mulai terlihat. Nantinya kunjungan wisman akan semakin meningkat hingga September mendatang.

Rata-rata wisman yang sudah tiba di DIY berasal dari Eropa, seperti Perancis, Jerman, Spanyol dan Italia.

Terpisah, Wakil Ketua Bidang Promosi dan Investasi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Joko Paromo juga mengakui ada beberapa wisatawan yang mengeluhkan sampah. Namun ia menyebut tamu sudah memahami situasi DIY saat ini.

Apalagi pemerintah sudah berupaya mencari solusi untuk penanganan sampah.

“Sampai saat ini hanya satu dua kok, komplainnya nggak signifikan sekali. Tamu juga memahami kondisi di lapangan. Pemerintah juga sudah berusaha semaksimal mungkin mengatasi sampah yang di pinggir jalan,” ujarnya.

“Harapannya masyrakat juga benar-benar menjaga lingkungan dan membantu pemerintah. Kalau semua diserahkan ke pemerintah, otomatis kewalahan. Masyarakat juga harus tepo seliro dan memahami situasinya,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved