Apa Itu Tradisi Nawu Sendang Seliran di Makam Raja Mataram Kotagede? Begini Sejarahnya

Mengenal tradisi Nawu Sendang Seliran di Kotagede, begini sejarah dan maknanya. Tahun ini, Nawu Sendang Seliran diadakan 8-9 Juni 2024.

Tribun Jogja/Dwi Nourma Handito
Salah satu prosesi dalam acara Nawu Sendang Selirang di Komplek Masjid Besar Mataram Kotagede, Minggu (18/5). Upacara Nawu Sendang Selirang adalah upacara pembersihan dua sendang yakni sendang kakung dan sendang putri. 

Di sendang, para abdi dalem akan mengambil air secara simbolik sebanyak 3 kali menggunakan siwur, kemudian air tersebut akan dimasukkan ke dalam kendi dan dibawa kendi itu dengan jodhi yang dipikul. 

Makna Tradisi Nawu Sendang Seliran di Makam Raja Mataram Kota Gede

Salah satu prosesi dalam acara Nawu Sendang Selirang di Komplek Masjid Besar Mataram Kotagede, Minggu (18/5). Upacara Nawu Sendang Selirang adalah upacara pembersihan dua sendang yakni sendang kakung dan
sendang putri.
Salah satu prosesi dalam acara Nawu Sendang Selirang di Komplek Masjid Besar Mataram Kotagede, Minggu (18/5). Upacara Nawu Sendang Selirang adalah upacara pembersihan dua sendang yakni sendang kakung dan sendang putri. (Tribun Jogja/Dwi Nourma Handito)

Melansir laman resmi budaya.jogjaprov.go.id, Tradisi Nawu Sendang Seliran yang dilaksanakan di Kompleks Makam Raja Mataram, Kotagede, merupakan gambaran bersatunya Kraton dengan masyarakat.

Tradisi ini juga menjadi simbol manunggalnya ulama dan umaro atau pemimpin. 

Tak heran, banyak warga dilibatkan dalam acara ini sebagai prajurit.

Meski begitu, Tradisi Nawu Sendang Seliran sempat menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

Ada yang menganggap tradisi ini mengandung unsur kesyirikan.

Namun, pihak abdi dalem dan penyelenggara menegaskan bahwa kegiatan ini hanya bersifat simbolis dan jauh dari unsur mistis dan magis. (Tribunjogja.com/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved