Kesehatan Mental Merupakan Aspek Penting dalam Kehidupan Seseorang
Memiliki kesehatan mental yang baik tidak hanya terhindar dari penyakit mental, tetapi juga memiliki keadaan mental yang sejahtera.
Oleh : Yudah Prakoso R
TRIBUNJOGJA.COM - Memiliki kesehatan mental yang baik tidak hanya terhindar dari penyakit mental, tetapi juga memiliki keadaan mental yang sejahtera.
Mahasiswa berada pada batasan remaja akhir dan dewasa awal, dimana masa ini merupakan masa kondisi mental yang tidak stabil, diiringi dengan konflik dan tuntutan serta perubahan suasana hati.
Apabila individu yang mengalami masa tersebut tidak dapat mengontrol hal-hal yang terjadi, maka dapat menimbulkan masalah kesehatan mental yang akan memempengaruhi kesehatannya secara keseluruhan.
Selain itu banyak dampak-dampak lain akibat terganggunya kesehatan mental. Oleh karena itu, pentingnya mengakaji lebih jauh mengenai kesehatan mental mahasiswa Perguruan Tinggi pada awal pandemi di Indonesia dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Menurut Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi.,yang disampaikan dalam diskusi Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental Bagi Ambasador HPU UGM di RS Akademik UGM Yogyakarta, Sabtu 18 Mei 2024, kesehatan mental ditentukan oleh faktor biologis, psikologis, sosial, ekonomi, religiusitas, dan lingkungan yang berinteraksi dalam cara yang kompleks.
Demografi seperti usia, jenis kelamin, dan etnis adalah faktor penentu penting yang memengaruhi paparan risiko dan faktor perlindungan di seluruh siklus hidup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental itu secara garis besar ada dua yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal ini antara lain meliputi: kepribadian, kondisi fisik, perkembangan dan kematangan, kondisi psikologis, keberagamaan/religius, sikap menghadapi problema hidup, kebermaknaan hidup, dan keseimbangan dalam berfikir.
Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain: keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan, lingkungan, dan sebagainya.
Dr Shinta Retno Kusumawati, SPKJ., salah satu pembicara dalam forum ini menggarisbawahi bahwa orang yang sehat adalah orag yang sehat secara fisik, mental, dan spiriual. Hal ini tetu saja harus didukung oleh faktor lingkungan, dan genetika.
Semakin banyak faktor risiko yang dialami remaja, semakin besar potensi dampaknya terhadap kesehatan mental mereka.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres pada masa remaja salah satunya antara lain paparan terhadap kesulitan, tekanan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya, tugas akademik ,dan eksplorasi identitas.
Pengaruh media dan norma gender dapat memperburuk kesenjangan antara realitas kehidupan remaja dan persepsi atau aspirasi mereka terhadap masa depan. Faktor penentu penting lainnya termasuk kualitas kehidupan rumah tangga – keluarga dan hubungan dengan teman sebaya.
Kekerasan (terutama kekerasan seksual dan intimidasi), pola asuh yang kasar, serta masalah sosial ekonomi yang parah merupakan risiko yang dapat mengganggu kesehatan mental.
Pakar UGM Soroti Kelalaian Teknis Pembangunan dalam Insiden Ambruknya Musala Ponpes di Sidoarjo |
![]() |
---|
Capek Selalu Disalahin Orang Tua? Begini Dampaknya Saat Hubungan dengan Orang Tua Jadi Toxic |
![]() |
---|
Produksi Massal dan Lemahnya Pengawasan Dinilai Picu Potensi Keracunan MBG |
![]() |
---|
Kakek di Bantul Temukan Cucu Tewas Bunuh Diri |
![]() |
---|
Kulit Pisang Tak Lagi Sia-Sia, Kini Jadi Alternatif Plastik Ramah Lingkungan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.