Berita Gunungkidul Hari Ini

DBD di Gunungkidul Tembus 666 Kasus, Satu Anak Meninggal Dunia

Seorang anak SMP, warga Nitikan, Kalurahan  Semanu, dinyatakan meninggal dunia karena DBD, pada Rabu (15/5/2024) kemarin.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Gaya Lufityanti
Shutterstock
Ilustrasi DBD 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Gunungkidul tembus 666 kasus sepanjang 2024. 

Bahkan, terbaru seorang anak SMP, warga Nitikan, Kalurahan  Semanu, dinyatakan meninggal dunia, pada Rabu (15/5/2024) kemarin.

"Dari 600-an kasus tersebut , total kematian  ada tiga kasus, termasuk yang terbaru kemarin (15/5)  anak SMP kelas II. Korban sempat dikira membaik, ternyata memang DBD itu ada fase pembaikan, ternyata itu sudah terjadi pendarahan yang disebut DDS. Ini masuk fase yang membahayakan,"Ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Ismono saat dikonfirmasi pada Jumat (17/5/2024).

Ia menambahkan,secara grafik sebenarnya kasus DBD terhitung mulai Januari hingga Mei tahun ini mengalami penurunan.

Namun, bila dibandingkan tahun lalu, kasus DBD malah menunjukkan kenaikan signifikan.

"Ini yang kami khawatirkan kasus DBD bisa jadi meningkat lagi, apalagi nanti disaat masuk  musim penghujan,"ucapnya.

Menyusul adanya satu kematian lagi di wilayah Semanu, pihaknya mengklaim sudah  melakukan fogging di wilayah tersebut.

Namun, yang masih menjadi catatan yakni masih ada  33 lokus  rawan DBD yang hingga saat ini belum dilakukan fogging .

"Untuk fogging sudah habis, 33 lokus ini menjadi PR kami ,karena penganggaran sudah habis.Ya memang seharusnya ada fogging lagi sebelum masa penurunan kasus, ya tapi kan perlu biaya. Harusnya memang ada teori sebelum masa penularan harus dilakukan fogging tapi itu memerlukan dana yang tidak sedikit. ,"terang dia 

Tak hanya itu, Dinkes Kabupaten Gunungkidul juga kehabisan stok abate. Bahkan, pihaknya belum mengetahui pasti kapan  akan ada pengadaan bubuk pembunuh jentik nyamuk tersebut.

"Begitupun dengan Abate stok 60 kilogram juga habis, dan sampai sekarang belum dapat biaya untuk. pengadaan Abate lagi. Keterbatasan APBD,"ungkapnya.

Sementara itu,  untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran DBD .

Pihaknya pun mengimbau masyarakat untuk menggalakkan pemantauan jentik dan sarang nyamuk. 

"Serta, kepada warga kalau ada gejala segera menghubungi faskes terdekat untuk mendapatkan penanganan," urainya.  ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved