PSIM Yogyakarta

Manajemen PSIM Yogyakarta Ungkap Alasan Pilih Seto Nurdiyantoro Sebagai Pelatih Laskar Mataram

Pelatih berusia 50 tahun ini dinilai paham betul filosofi dari permainan PSIM Yogyakarta

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Pelatih PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantoro 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Manajer PSIM Yogyakarta, Dyaradzi Aufa Taruna, mengungkap alasan manajemen Laskar Mataram memilih Seto Nurdiyantoro sebagai juru taktik untuk Liga 2 2024/2025.

Satu dari sekian pertimbangannya karena Seto Nurdiyantoro dinilai telah memiliki DNA PSIM Yogyakarta sejak lama.

Pelatih berusia 50 tahun ini dinilai paham betul filosofi dari permainan PSIM Yogyakarta

Razzi begitu dia karib disapa, menyampaikan kepercayaannya terhadap Seto sebagai sosok yang tepat memimpin tim di musim mendatang.

"Sebagai putra daerah DIY, Coach Seto sudah memiliki DNA PSIM Yogyakarta. Kami ingin PSIM Yogyakarta bermain lebih cantik, lebih atraktif," ujarnya, Selasa (7/5/2024).

Dia juga ingin di bawah sentuhan tangan dingin Seto Nurdiyantoro, PSIM Yogyakarta bermain lebih agresif ketimbang musim 2023/2024 lalu yang hanya mampu masuk babak 12 besar Liga 2.

"Kami ingin PSIM Yogya punya karakter bermain yang agresif, menyerang, dan dari kaki ke kaki. Semoga dengan kedatangan Seto, bisa membawa PSIM memenuhi target tim," tutur Razzi.

Seto sendiri diketahui sempat absen dari dunia sepak bola profesional karena terjun di dunia politik praktis selama dua tahun terakhir.

Seto Nurdiyantoro akhirnya kembali ke lapangan hijau. Ia kini telah resmi ditunjuk menjadi pelatih PSIM Yogyakarta, tim yang memiliki sejarah mendalam dalam karir sepak bolanya.

Restu dan dukungan dari keluarga membuat dirinya untuk kembali melatih sepak bola.

Sang istri dan anak-anak memberinya motivasi untuk mengambil peran sebagai pelatih dan menerima pinangan PSIM Yogyakarta.

Dorongan ini menjadi kunci untuk Seto Nurdiyantoro kembali berkiprah di dunia yang telah membesarkan namanya.

"Satu pastinya karena restu dari keluarga. Itu yang paling penting. Keikhlasan, ketulusan, dan doa restu dari istri dan anak-anak. Sebelumnya saya sempat terpikirkan ingin mengakhiri karir di sepak bola. Mungkin di usia muda oke, tapi untuk profesional mungkin sudah selesai," ujar Seto. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved