REI DIY Khawatir Penjualan Rumah Melalui KPR Turun Gegara BI Rate Naik
Realestat Indonesia REI DIY khawatir kenaikan BI Rate atau suku bunga acuan menjadi 6,25 persen bakal berdampak pada penurunan pembelian rumah
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Realestat Indonesia (REI) DIY, Ilham Muhammad Nur khawatir kenaikan BI Rate atau suku bunga acuan menjadi 6,25 persen bakal berdampak pada penurunan pembelian rumah melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Ilham mengatakan berdasar hitungan teknis, kenaikan suku bunga acuan akan diikuti oleh kenaikan suku bunga perbankan, termasuk menaikkan suku bunga KPR.
“Tentunya ini (kenaikan BI Rate) membuat kita khawatir. Karena pengalaman yang ada selama ini, kalau BI Rate naik, suku bunga KPR akan ikut naik. Saat ini belum kita rasakan (kenaikan suku bunga KPR), mungkin Mei bank akan menyesuaikan. Penyesuaian paling tidak sebulan, kami khawatir juga,” katanya, Rabu (01/05/2024).
Ia berharap perbankan tidak ikut menaikkan suku bunga KPR, meski ada kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Hal itu karena penjualan rumah melalui KPR terbilang besar di DIY.
Berdasarkan klasternya, pembelian melalui KPR pada segmen di bawah Rp500 juta sebesar 75-80 persen. Sementara pada segmen di atas Rp500 juta hingga Rp 1 miliar persentase untuk pembelian melalui KPR sekitar 50 persen. Sedangkan untuk segmen di atas Rp1 miliar, persentase pembelian melalui KPR sekitar 20-30 persen.
Baca juga: DPC PKB Bantul Segera Bukan Pendaftaran Bacabup dan Bacawabup Pilkada Bantul 2024
“Memang persentase pembelian melalui KPR sangat besar. Untuk segmen di bawah Rp500 juta berpengaruh, tapi tidak sebesar kelas menengah. Paling mempengaruhi segmen menengah, Rp500 juta sampai Rp1 miliar, akan mengambil KPR atau tidak. Tetapi kalau yang segmen di atas Rp1 miliar nggak pengaruh, karena kecenderungannya banyak yang cash bertahap,”terangnya.
“Kita jadi nggak punya gimmick ya, pasti ada penurunan (penjualan properti). Data selama ini menunjukkan kalo BI rate naik, suku bunga KPR ikut naik, pasti akan terjadi penurunan penjualan rumah melalui KPR. Meskipun penjualan rumah tidak hanya melalui KPR, bisa cash bertahap atau bahkan cash,” sambungnya.
Secara umum kondisi penjualan properti di DIY pada triwulan I 2024 menurun. Jika dibandingkan dengan triwulan I 2023, ada penurunan penjualan sekitar 30 persen.
Meski sempat mengalami penurunan, namun REI DIY mencatat adanya rebound penjualan properti pasca lebaran. Hal itu ditunjukkan dengan tingginya kunjungan konsumen ke lokasi proyek. Ia menyebut kunjungan konsumen ke proyek pascalebaran meningkat sekitar 20-30 persen.
“Kalau dari data traffic kunjungan konsumen ke proyek itu tinggi sekali. Ada kenaikan 20-30 persen dari tiga bulan sebelumnya. Kami optimis ada peningkatan penjualan yang signifikan pada triwulan II 2024,” imbuhnya. (maw)
Penurunan BI Rate Diharapkan Mampu Mendongkrak Investasi |
![]() |
---|
Suku Bunga The Fed Diperkirakan Turun, Bagaimana dengan BI Rate? |
![]() |
---|
BI Rate Tetap, Pengamat UAJY Sebut Bisa untuk Gaet Investor Asing Langsung |
![]() |
---|
Cerita Pejuang KPR di Jogja Lunasi Cicilan Rumah: Berat Kalau Hanya Andalkan Gaji UMR Jogja |
![]() |
---|
Permintaan KPR ke REI DIY Turun Sekitar 20 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.