Berita Sleman Hari Ini

TPST Minggir Produksi Puluhan Ton Bahan Bakar Alternatif dari Sampah

Proses pengolahan sampah di TPST Minggir, Kabupaten Sleman disebut kian optimal. Sejauh ini, meksipun baru tahap ujicoba pengoperasian, telah mampu

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
istimewa
Satu Armada Truk Wingbox sebagai pengangkut RDF hasil olahan sampah dari TPST Tamanmartani dan TPST Minggir. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Proses pengolahan sampah di TPST Minggir, Kabupaten Sleman disebut kian optimal.

Sejauh ini, meksipun baru tahap ujicoba pengoperasian, telah mampu mengolah hingga 15 ton sampah per hari.

Bahkan sudah ada puluhan ton keripik refuse derived fuel (RDF) yang berhasil diproduksi.

Bahan bakar alternatif tersebut akan segera dikirim untuk industri semen di Cilacap. 

Baca juga: INFO Prakiraan Cuaca Besok Jumat 26 April 2024, Daftar Wilayah Berpotensi Hujan dan Angin Kencang

"Besok Jumat perdana dikirim RDF-nya dari Minggir 20 ton," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani, Kamis (25/4/2024). 

Menurut dia, proses pengolahan sampah di TPST Minggir berkembang lebih cepat karena telah memiliki pengalaman pengolahan sampah di Tamanmartani.

Semula, tempat pengolahan sampah yang ada di Kalurahan Sendangsari ini hanya mampu mengolah 5 ton sampah per hari saat memulai ujicoba operasional di pertengahan April lalu. 

Kini sudah mampu mengolah 15 ton sampah per hari.

Sampah tersebut diangkut menggunakan 4 truk, yang diambil dari Depo sampah Dayu, Kragilan Tridadi dan beberapa pelanggan seperti RSUD Kabupaten Sleman dan Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Gamping.

Sampah tersebut diolah menjadi RDF yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar industri.

Tahap perdana ada 20 ton RDF dari TPST Minggir yang akan dikirim ke PT SBI Cilacap.

"Pengiriman diangkut menggunakan 1 truk Wingbox. Isinya gabungan RDF dari TPST Tamanmartani dan TPST Minggir," kata Epiphana. 

TPST yang berada di Kalurahan Sendangsari ini, berdiri di atas lahan lebih kurang seluas 7.000 meter persegi.

Ini lebih kecil dibandingkan TPST Tamanmartani yang memiliki luas lahan 1,1 hektare.

Begitu juga dengan alat pengolahnya, berjumlah lebih sedikit.

Di Tamanmartani memiliki tiga modul pengolahan dengan kapasitas maksimal 90 ton per hari sedangkan di Minggir dibuat dua modul dengan kapasitas 60 ton per hari dengan spesifikasi alat pengolahan sama.

Adapun hasil akhir dari pengolahan sampah berbentuk refuse derived fuel (RDF) atau keripik sebagai bahan bakar alternatif. (rif) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved