Ramadan 2024

7 CONTOH NASKAH Pidato Ceramah Tema Tentang Menggapai Malam Lailatul Qadar

Berikut Ini adalah Ceramah tentang Malam Lailatul Qadar yang Singkat dan Bermakna

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
ist
7 CONTOH NASKAH Pidato Ceramah Tema Tentang Menggapai Malam Lailatul Qadar 

Kita semua tahu bahwa Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat malam yang sangat mulia, yaitu malam Lailatul Qadar

Malam ini adalah malam yang penuh keberkahan dan rahmat dari Allah SWT, di mana setiap amal kebaikan yang dilakukan akan mendapat pahala yang berlipat ganda.

Tema ceramah kita kali ini adalah "Memaknai Kehadiran Malam Lailatul Qadar sebagai Momentum Menguatkan Iman." 

Kehadiran malam Lailatul Qadar dapat menjadi momentum bagi kita untuk meningkatkan kualitas iman kita dan memperbaiki diri kita menjadi lebih baik lagi.

Saya ingin membagikan sebuah cerita yang dapat menjadi inspirasi bagi kita semua. Cerita ini bercerita tentang seorang pria bernama Ali. 

Ali adalah seorang pedagang yang sangat sibuk dengan bisnisnya sehingga ia jarang memiliki waktu untuk beribadah dengan khusyu. Namun, di suatu malam Ramadhan, Ali bermimpi bahwa ia berada di surga dan melihat keindahan surga yang luar biasa. 

Ali merasa sangat terkesan dengan mimpi tersebut dan memutuskan untuk memperbaiki diri serta meningkatkan kualitas ibadahnya.

Ali mulai memanfaatkan setiap waktu luangnya untuk beribadah dengan lebih khusyu dan memperdalam ilmu agamanya. 

Di malam Lailatul Qadar, Ali memilih untuk menghabiskan malamnya dengan beribadah sepanjang malam. Ia membaca Al-Qur’an, berdoa, berdzikir, dan memperbanyak sedekah.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang berdiri (Sholat) di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari-Muslim)

Setelah malam Lailatul Qadar berlalu, Ali merasakan perubahan yang luar biasa dalam hidupnya. Ia merasa lebih tenang, lebih sabar, dan lebih penuh keikhlasan dalam menjalani hidupnya. Ia juga merasa semakin dekat dengan Allah SWT dan merasakan kebahagiaan yang luar biasa.

Saudaraku yang saya kasihi,

Cerita tentang Ali mengajarkan kepada kita bahwa kita harus memanfaatkan kehadiran malam Lailatul Qadar sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas iman kita.

Kita harus mengambil pelajaran dari cerita ini dan memperdalam ibadah kita dengan sungguh-sungguh di malam yang mulia ini.

Sekian ceramah singkat saya kali ini. Semoga kita semua dapat memanfaatkan kehadiran malam Lailatul Qadar dengan sebaik-baiknya dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan keberkahan kepada kita semua. Aamiin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Ceramah 4: Membangun Kepedulian Sosial di Malam Lailatul Qadar

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Saudara-saudara yang saya muliakan,

Pada malam yang mulia ini, malam Lailatul Qadar, saya ingin mengajak kita semua untuk memperkuat kepedulian sosial kita sebagai umat Muslim. Kita semua tahu bahwa sebagai umat Muslim, kita memiliki tanggung jawab sosial untuk membantu sesama yang membutuhkan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 177:

"Bukanlah kebajikan itu, menghadapkan muka ke arah timur dan barat, tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan) dan orang-orang yang meminta-minta; serta (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan Sholat, dan menunaikan zakat. Dan orang-orang yang memenuhi janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesukaran dan penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."

Dalam ayat tersebut, Allah SWT menegaskan bahwa kebajikan sejati bukanlah hanya sekedar berpaling ke arah timur atau barat, tetapi melibatkan beriman kepada Allah SWT, hari kemudian, para malaikat, kitab-kitab, para nabi, serta memberikan harta kekayaannya kepada yang membutuhkan seperti kerabat, anak yatim, orang miskin, dan musafir.

Oleh karena itu, pada malam yang mulia ini, mari kita bertekad untuk memperkuat kepedulian sosial kita sebagai umat Muslim. 

Kita bisa melakukan hal-hal sederhana seperti memberikan makanan kepada orang yang membutuhkan, memberikan sedekah kepada yatim piatu atau fakir miskin, atau membantu sesama yang membutuhkan.

Mari kita jadikan malam Lailatul Qadar sebagai momentum untuk memperkuat kepedulian sosial kita sebagai umat Muslim, sehingga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa membangun masyarakat yang lebih baik lagi.

Demikian ceramah singkat dari saya, terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Ceramah 5: Orang yang Tidak Mendapat Keutamaan Malam Lailatul Qadar

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pada malam lailatul qadar, kita dianjurkan untuk meningkatkan beribadah selama 10 malam terakhir pada bulan Ramadhan.

Ada banyak keutamaan malam lailatul qadr dan orang-orang yang tidak mendapatkan keutamaannya.

Jamaah yang dirahmati Allah SWT, malam Lailatul Qadar memiliki beberapa keutamaan, yaitu orang yang beribadah menyambut datangnya malam lailatul qadar akan diampuni dosanya yang terdahulu.

Amalan pada malam lailatul qadar lebih baik dari amalan di seribu bulan.

Bahkan para malaikat ke Bumi atas izin Allah SWT pada malam itu.

Jamaah yang dirahmati Allah SWT, di antara keutamaan tersebut, malam Lailatul Qadar adalah malam yang mulia karena merupakan waktu diturunkannya Al-Qur'an.

Adapun orang yang tidak akan mendapatkan malam Lailatul Qadar adalah orang yang berkekalan meminum khamar, durhaka terhadap orang tua, memutus silaturahim dan bermusuh-musuhan.

Jemaah yang berbahagia, demikian sedikit yang bisa saya sampaikan dalam pertemuan kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

 

Ceramah 6: Meraih Malam Lailatul Qadar

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jamaah yang dimuliakan Allah.

Betapa banyak anjuran amal ibadah yang dianjurkan untuk umat Muslim selama Ramadhan, mulai dari amalan-amalan sunnah saat bukan puasa dan sahur, bertadarus Al-Qur’an, melaksanakan shalat tarawih, dan lain sebagainya.

Salah satu anjuran utama adalah meraih malam Lailatul Qadar sebagaimana yang disampaikan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an:

اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِ ۖ ۚ‏ ١وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِؕ‏ ٢لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِ  ۙ خَيۡرٌ مِّنۡ اَلۡفِ شَهۡرٍؕ‏ ٣تَنَزَّلُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ وَالرُّوۡحُ فِيۡهَا بِاِذۡنِ رَبِّهِمۡ​ۚ مِّنۡ كُلِّ اَمۡرٍ ۛۙ‏ ٤سَلٰمٌ   ۛهِىَ حَتّٰى مَطۡلَعِ الۡفَجۡرِ‏ ٥

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.” (QS Al-Qadar [97]: 1-5)

Berkaitan dengan ini, Imam Malik dalam al-Muwattha meriwayatkan satu hadits:

إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ أُرِيَ أَعْمَارَ النَّاسِ قَبْلَهُ أَوْ مَا شَاءَ اللهُ مِنْ ذَلِكَ فَكَأَنَّهُ تَقَاصَرَ أَعْمَارَ أُمَّتِهِ أَنْ لَا يَبْلُغُوْا مِنَ الْعَمَلِ مِثْلَ الَّذِيْ بَلَغَ غَيْرُهُمْ فَيْ طُوْلِ الْعُمْرِ، فَأَعْطَاهُ اللهُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ.

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya (yang relatif panjang) sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka karena panjangnya usia mereka, maka Allah memberikan Rasulullah Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan“. (Imam Malik, al-Muwattha: juz I, h. 321)

Hanya saja, kepastian kapan malam agung ini terjadi belum ada yang bisa memprediksi, apakah di awal Ramadhan, pertengahannya, atau di penghujung bulan.

Jika kita umpamakan, malam Lailatul Qadar bagaikan permata sangat indah yang tersimpan di tempat sangat tersembunyi.

Semua orang menginginkannya, tetapi hanya bisa memprediksi keberadaannya. Dalam satu hadits terkait malam Lailatul Qadar, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ وَلاَ يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلَّا مَحْرُومٌ.

Artinya: "Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah datang kepada kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang terhalangi dari (meraih)nya, sungguh ia telah terhalangi dari semua kebaikan. Dan tidak ada yang terhalangi (darinya), kecuali orang yang memang terhalangi dari kebaikan.” (HR Ibnu Majah)

Jamaah yang dirahmati Allah, hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah supaya umat muslim bersungguh-sungguh melakukan ibadah selama satu bulan Ramadhan penuh untuk meraih malam istimewa tersebut. Jangan sampai kita lengah satu hari saja.

Demikianlah khutbah singkat yang bisa saya sampaikan. Semoga Ramadhan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya kita diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk meraih malam yang lebih utama dari seribu bulan ini. Aamiin.

 

Ceramah 7: Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar

(Kutipan ceramah oleh H. Parman Effendi, staf Seksi Pendidikan Madrasah di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bintan, dikutip dari kepri.kemenag.go.id).

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jamaah yang dirahmati oleh Allah SWT, kita semakin dekat dengan 10 hari terakhir Ramadhan untuk meraih malam Lailatul Qadar.

Dalam Surah Al-Qadr dapat dilihat bahwa umat Nabi Muhammad SAW diberi keistimewaan atau kelebihan agar dapat menjadi umat yang istimewa dibandingkan umat terdahulu.

Meski umat Rasulullah memiliki badan yang kecil dan memiliki usia yang sebentar,tapi dengan adanya malam Lailatul Qadr ini, mereka dapat mengumpulkan banyak kebaikan dan mencapai kemuliaan meski terbatas pendeknya usia dibanding usia umat terdahulu yang mencapai ratusan bahkan seribu tahun.

Malam lailatul qadr adalah malam kemuliaan yang nilainya lebih baik daripada 1000 bulan, yaitu sama dengan sekitar 84 tahun jika dibandingkan dengan usia manusia saat ini yang rata-rata hanya 63 tahun jika berpatokan dengan usia Rasul.

Pada malam itu, Allah memerintahkan malaikat yang dipimpin oleh malaikat Jibril untuk memberi salam kepada penduduk bumi sampai terbit fajar. Kesempatan malam kemuliaan ini ada di 10 hari terakhir Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil.

Tanda-tanda turunnya malam lailatul qadr adalah malam terasa hening, malam tampak cerah, bahkan air tidak mengalir dan tumbuh-tumbuhan tidak bergerak, dan sinar matahari di pagi hari berwarna putih dan hangat. Berbahagialah orang yang bisa berjumpa dengan lailatul qadr (dengan beribadah).

Jamaah yang dirahmati Allah SWT, marilah kita meningkatkan ibadah selama malam lailatul qadar dan meraih keutamaannya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved