Bupati Bantul Abdul Halim Muslih Imbau Masyarakat untuk Waspadai Potensi Peredaran Uang Palsu

Di mana pun masyarakat berada setidaknya bisa melakukan pengecekan uang tunai dengan benar dengan cara dilihat, diraba dan diterawang (3D).

TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap peredaran uang palsu.

Apalagi, selama Ramadan, terdapat aktivitas ekonomi yang meningkat. 

Menurutnya, banyak pasar-pasar Ramadan yang digelar oleh para pemuda, remaja masjid serta masyarakat umum berpotensi terjadi peredaran uang palsu oleh oknum tertentu. 

"Dalam situasi seperti ini (bulan suci Ramadan), ada saja pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi untuk keuntungan pribadi, termasuk melakukan penipuan peredaran uang palsu," tuturnya kepada Tribunjogja.com, Senin (18/3/2024).

Maka dari itu, di mana pun masyarakat berada setidaknya bisa melakukan pengecekan uang tunai dengan benar dengan cara dilihat, diraba dan diterawang (3D).

Kata Halim, metode pengecekan itu dilakukan untuk memastikan uang tunai hasil transaksi atau uang tunai yang beredar di masyarakat adalah uang tunai asli.

Dengan begitu, dapat meminimalisasi terjadinya peredaran uang palsu.

Diberitakan sebelumnya, Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, mengatakan terjadi kasus dugaan peredaran uang palsu di suatu warung di Padukuhan Kasihan, Kalurahan Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul pada Rabu (13/3/2024).

“Awalnya warga sudah curiga, ada orang yang membeli dengan menggunakan uang diduga palsu. Setelah selesai transaksi, oleh warga uang dari pembeli tadi dicek keasliannya, dan ternyata uang tersebut diduga palsu,” terang Jeffry.

Kejadian tersebut dilakukan oleh dua orang terduga pelaku, masing-masing berinisial IMW (30) dan RA (25).

Keduanya warga Tasikmalaya, Jawa Barat. Kini, mereka tengah menjalani proses penyelidikan oleh aparat kepolisian. 

“Selain itu, polisi juga menyita barang bukti berupa uang yang diduga palsu dengan pecahan Rp10.000 sebanyak 27 lembar, korek gas dan kembalian uang asli dalam kantong plastik, serta satu unit mobil Mazda 2 warna merah yang digunakan para pelaku,” ungkap Jeffry.

Sehubungan dengan hal itu, Jeffry mengajak keterlibatan serta kerjasama semua belah pihak untuk dapat membantu mengurangi peredaran uang palsu dan menjaga keamanan transaksi ekonomi masyarakat selama bulan Ramadan.

"Kewaspadaan itu sangat penting. Apalagi mendekati Lebaran kaya gini, orang mau tukar-tukar uang, mecah uang, kan banyak. Sasarannya biasanya warung-warung kelontong yang buka 1 kali 24 jam," beber Jeffry.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved