Prosesi Sugengan Mengawali Pengerjaan Jalan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 di Dusun Karang Bajang Sleman

Sugengan  merupakan doa untuk memohon kelancaran dalam pembangunan jalan tol hingga nantinya bisa digunakan.

Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani
Prosesi penanaman uborampe dalam Sugengan untuk memohon kelancaran dan keselamatan pembangunan jalan tol Jogja-Solo Paket 2.2 di Dusun Karang Bajang Tlogoadi, Mlati, Sleman, Sabtu (02/03/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sugengan atau selamatan mengawali kegiatan pembukaan lahan jalan tol Jogja-Solo paket 2.2 di Dusun Karang Bajang, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Sabtu (02/04/2024). 

Sugengan  merupakan doa untuk memohon kelancaran dalam pembangunan jalan tol hingga nantinya bisa digunakan. Kegiatan tersebut dihadiri oleh masyarakat Dusun Karang Bajang. 

Prosesi Sugengan dipimpin oleh Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KMT Cermo Wicoro.

Ada beberapa uborampe yang disiapkan dalam prosesi tersebut. Ada uborampe yang ditanam, yaitu kayu atau mustikaning kayu meliputi kayu Walikukun, Mojo, Dadap, Awar-awar, Jarak, rumput alang-alang yang diikat dengan lawe wenang. 

Uborampe yang ditanam ini bertujuan untuk memohon izin kepada leluhur yang lenggah (menaungi) Dusun Karang Bajang, sebelum memulai proses pembangunan jalan tol. 

"Harapannya semoga tanah yang akan dibangun ini terhindar dari petir, badai. Apabila ada sesuatu yang tidak baik, bisa lebur, hilang, tidak ada di tempat ini. Sehingga proses pembangunan jalan tol paket 2.2 berjalan lancar sampai tol ini digunakan," katanya. 

Sementara uborampe yang tidak ditanam seperti, pisang sanggan, nasi gurih, tumpeng among-among, dan jajan pasar persembahan untuk Tuhan, yang nantinya boleh dikonsumsi masyarakat. 

Ada pula uborampe berupa ayam hidup sebagai pangurip-urip. 

"Saham ayam seperti mau terbang, istilah Jawanya ngablak, itu menghilangkan sesuatu penyakit yang tidak baik agar hilang dari tempat ini. Cakar untuk ceceker, mencari rezeki. Sedangkan cucuknya, itu memakan rejeki yang jadi haknya. Harapannya PT Adhi Karya dan Dusun Karang Bajang ini diberikan kemudahan dari sandang, pangan, rezeki setelah dijauhkan dari mara bahaya dan penyakit," tetangnya. 

Baca juga: Pembebasan Lahan Tol Yogya-Solo Seksi 2 Trihanggo-Junction Sleman Capai 71,4 Persen

Lokasi Sugengan tersebut dipilih karena disakralkan oleh masyarakat sekitar atau dianggap wingit.

Melalui Sugengan ini diharapkan leluhur yang ada di Dusun Karang Bajang tidak 'mengganggu' dalam proses pembangunan jalan tol. 

Sementara itu, Lurah Tlogoadi, Sutarja menerangkan Dusun Karang Bajang merupakan kampung adat, sehingga selain dari Abdi Dalem, ketua adat Karang Bajang turut memandu proses Sugengan

"Ini suatu bentuk ritual, meminta keselamatan dalam mengerjakan proyek strategis nasional. Agar semua berjalan dengan baik, warga dan pekerja diberikan keselamatan. Memang di sini ada adat, sehingga saling menghormati,"terangnya. 

" Di sini ada mitos, di sebelah sana ada jurang, kemudian di sisi yang lain ada sumber mata air dari umbul. Mata air ini memberikan suatu keberkahan, keselamatan, kesejahteraan bagi warga," lanjutnya. 

Pada kesempatan yang sama, Humas PT Adhi Karya Paket 2.2, Agung Murhandjanto mengungkapkan Sugengan ini merupakan kearifan lokal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved