Puisi Mustafa Ismail

Puisi Dialog 1996 Mustafa Ismail: Kita meninggalkan kafe terapung ketika malam larut dan angin

Puisi Dialog 1996 Mustafa Ismail: Kita meninggalkan kafe terapung ketika malam larut dan angin

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
Dok Pemkot Yogyakarta
Para peserta Festival Sastra Yogya 2023 menjukkan kebolehan dalam membacakan puisi, di kawasan Kotabaru, Kota Yogyakarta. 

Puisi Dialog 1996 Mustafa Ismail

(Musmarwan Abdullah)


Kita meninggalkan kafe terapung ketika malam larut

dan angin lain begitu menusuk

mencatat merkuri dan neon di jalanan kota kecil itu

kau harus pulang ke Kembang Tanjong,

mengetuk rumah yang sedang senyap.

Tapi aku tidak buru-buru, katamu, desaku

masih berderang hingga pagi hari

kita duduk saja di sini, di bawah langit yang membentuk

suasana lain: barisan nelayan bagai sebuah kota

yang tak henti berdenyut.

Kembang Tanjung tidak terlalu jauh dari Sigli,

kota yang sempat menyimpan surat-surat dari lautan

kita pun kembali menghitung bus-bus yang lewat

bersama pengemis yang tak pernah tidur

menangkap isyarat matahari

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved