Puisi Mustafa Ismail

Puisi Meulaboh Mustafa Ismail: Dalam gigil pagi itu, di sebuah masjid, kami membayangkan

Puisi Meulaboh Mustafa Ismail: Dalam gigil pagi itu, di sebuah masjid, kami membayangkan

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
Dok Pemkot Yogyakarta
Para peserta Festival Sastra Yogya 2023 menjukkan kebolehan dalam membacakan puisi, di kawasan Kotabaru, Kota Yogyakarta. 

Puisi Meulaboh Mustafa Ismail

(Kepada Penyair Laut)


Dalam gigil pagi itu, di sebuah masjid, kami membayangkan:

beribu-ribu puisi telah menetas di kota itu, dari Isnu hingga Rosni,

dari dari Mustiar hingga Aliza, hingga entah siapa

kau datang dengan masa silam masing-masing,

membikin laut, kolam, bukit, juga tepi pantai:

berpasang-pasang camar berlahiran dari akar-akar pohon

dan di sebuah kedai kopi pagi itu, semua kesunyian membeku

seperti lelehan getah damar dari pucuk bukit

kita menirukan siulan petani di kampung-kampung

Oh iya, laut. Laut itu, pantai itu,

tugu itu, suak ujong kalak itu, pasir itu,

seperti aliran darahmu yang terus mendidih dan menyiram kota-kota

dengan mantra-mantra, dengan doa-doa, dengan suara-suara

aku kira kau harus menjadi Teuku Umar yang menghunus pedang

ke udara, menaklukkan gerombolan harimau dan sirigala,

lalu meledakkannya menjadi kota-kota

dengan begitulah bukit-bukit selalu hijau dan laut tetap berombak

mencatat gelisahmu, galauku, juga kepedihan mereka:

petani dan nelayan yang tak henti berlari dan merawat ingatan

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved