Puisi Mustafa Ismail
Puisi Dari Didong Hingga Saluang Mustafa Ismail: Di sepanjang jalan, kau membentangkan hijau hutan
Puisi Dari Didong Hingga Saluang Mustafa Ismail: Di sepanjang jalan, kau membentangkan hijau hutan
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
ini adalah jalan kesunyian, katamu, hanya kekal di kegelapan
kita sempat bercakap sambil bermain bola di pagi buta
tentang pohon-pohon kopi yang tumbuh di rambutmu
mengekalkan syair didong, pmtoh, hingga seudati
terkadang di ujung malam, kau berdendang mirip seorang
pertapa yang merintihkan pepongoten di bebesan
tapi kadang mirip syeh seudati dari kampung usi
seperti laron, beranda selalu penuh coretan,
koran-koran tua, juga huruf-huruf yang bergerombol,
bermain petak-umpet dan menggigil di jendela
“kami adalah jalan berliku di Lubuak Aluang hingga
Lembah Anai dan Gua Batu Batirai,” katamu.
“Kau adalah perantau yang sekuat bakau.”
di kampung jambak, aku selalu melihat didong dan seudati
dimainkan dalam iringan bansi dan saluang,
dan kau menjadi teungku yang dipanggil engku!
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.