Puisi Mustafa Ismail
Puisi Tugu Mustafa Ismail: Aku meninggalkanmu malam itu, seusai kita berjalan jauh menekuni kesunyia
Puisi Tugu Mustafa Ismail: Aku meninggalkanmu malam itu, seusai kita berjalan jauh menekuni kesunyia
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
Puisi Tugu Mustafa Ismail
Aku meninggalkanmu malam itu, seusai kita
berjalan jauh, menekuni kesunyian
dari stasion Tugu, kereta tak lagi berhenti,
menghapus semua jejak, menutup seluruh percakapan
nyanyian menjadi sayup, wajahmu pun senyap
aku hanya bisa mereka-reka pada suatu masa:
masih seperti dulukah bentuk bibirmu
menjahit kata-kata yang sobek
dan matamu yang serupa danau, masih adakah
potret kita di situ
berguling-guling di rumput, melahap sajak yang
belum dihidangkan
Aku terus membangun ingatan: sepanjang apakah
rambutmu ketika kau melambaikan tangan
sehabis kita mengulum beberapa biji salak siang itu
kau larut pada satu sudut
meneruskan percakapan yang belum usai
dan perjalanan yang belum sampai
Aku harus meninggalkanmu di Tugu malam itu,
bersama peluit kereta yang melengking panjang
lalu sunyi,
sampai air matamu memercik matahari
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.