Jokowi Puji 58 Ribu Orang di Klaten Jadi Nasabah PNM: Kuncinya Disiplin

joko Widodo menemui kurang lebih 700 nasabah dan account officer atau pendamping program Membina Ekonomi Keluarga

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
Presiden Joko Widodo menyampaikan pujian kepada nasabah dan pendamping PNM Mekaar di Graha Bung Karno, Klaten, Rabu (31/1/2024) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Presiden Joko Widodo menemui kurang lebih 700 nasabah dan account officer atau pendamping program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di Graha Bung Karno (GBK), Kabupaten Klaten, Rabu (31/1/2024) sore.

Ia hadir bersama dengan ibu negara, Iriana Joko Widodo, didampingi oleh Plt Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, Bupati Klaten Sri Mulyani, Sekretaris Daerah Kabupaten Klaten Jajang Prihono dan Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi.

Di hadapan presiden, Arief menjelaskan, ada 700 nasabah dan pendamping yang hadir di GBK Klaten. Mereka sebagian besar berasal dari Klaten, tetapi ada juga yang merupakan perwakilan dari beberapa daerah di Jawa Tengah.

“Di Klaten ini ada 58 ribu nasabah PT PNM dan mereka menjadi bagian dari 1,9 juta nasabah PT PNM Mekaar di Jawa Tengah,” ujar Arief dalam sambutan.

Dilanjutnya, kini nasabah PT PNM mencapai 15,2 juta di seluruh Indonesia.

PT PNM, kata dia, kini hadir di 6.165 kecamatan, juga 435 kabupaten dan kota.

“Ini akan terus bertambah dan itu menjadi pekerjaan rumah kami yang disesuaikan dengan amanah Pak Jokowi untuk bisa memberikan akses pembiayaan dan pendampingan agar masyarakat produktif,” jelasnya.

Arief mengungkap, hampir 100 persen nasabah dan pendamping di program Mekaar ini adalah perempuan.

Jokowi pun mengapresiasi nasabah dan pendamping yang bisa mengembangkan perekonomian sirkular meningkatkan pendapatan daerah dan negara.

“Kuncinya itu adalah disiplin. Di PNM ini jarang sekali kredit macet karena nasabahnya disiplin,” terang Jokowi.

Dia meminta nasabah agar tidak tergiur gaya hidup konsumtif yang bisa membuat hidup terjebak di pusaran hutang.

“Awalnya ada pinjaman Rp10 juta, terus melihat tetangga ada yang beli TV, belilah juga TV Rp5 juta. Sisanya baru buat usaha. Jangan seperti itu,” kata dia.

Ia menekankan, di tahun 2015-2016, nasabah PNM hanya kisaran 400 ribu orang saja. Angka itu naik pesat di beberapa tahun belakangan, bahkan mencapai 15,2 juta.

Jokowi pun mengartikan, PNM ini berguna untuk meningkatkan perekonomian.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved