Workshop Nasional Roadmap PMKRI

Pentingnya Peran Generasi Muda untuk Menyambut Indonesia Emas 2045

Pola kepemimpinan pun harus berubah menjadi adaptive talent management system. Sehingga mengelola SDM berbasis talenta.

Tribunjogja/ Christi Mahatma
Suasana Seminar Nasional Roadmap PMKRI Menuju Indonesia Emas 2045 di Gedung Bonaventura Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Senin (29/01/2024). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menggelar Seminar Nasional Roadmap PMKRI Menuju Indonesia Emas 2045 di Gedung Bonaventura Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Senin (29/01/2024). 

Hadir sebagai narasumber, Rektor UAJY, Sri Nurhartanto.

Ia menyoroti revolusi industri yang akan berpengaruh pada dunia pendidikan, gender, hingga pekerjaan. Perubahan ini membuat manusia harus berubah.

"Tenaga manusia bisa digantikan robot, perkembangan AI sangat luar biasa. Saat ini dunia sudah berubah, kalau kita masih berpikir dengan cara konvensional, kita akan terlempar. Dulu jalan-jalan ke Borobudur naik bus saja sudah senang sekali. Tetapi sekarang luar angkasa bisa menjadi sangat kecil sekali," katanya, Senin (29/01/2024). 

Tantangan ke depan perlu dihadapi oleh semua komunitas, termasuk PMKRI.

Pola kepemimpinan pun harus berubah menjadi adaptive talent management system. Sehingga mengelola SDM berbasis talenta.

Tujuannya agar dapat mengembangkan sistem komunitas yang inovatif, kreatif, dan pembelajar sepanjang hayat. 


"Kalau komunitas nggak mau belajar, ya runtuh. Sehingga ke depan bisa menciptakan sosok yang bermental juara dan terbuka atas perubahan, peduli sesama, bermoral dan beretika," lanjutnya. 

Dewan Pakar APINDO, Agung Pambudhi mengungkapkan dunia usaha sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19 dan mulai membaik.

Sayangnya kondisi geopolitik global cukup memberikan dampak pada perekonomian global. Yang juga mempengaruhi dunia usaha dan tenaga kerja. 

Meski Indonesia tidak terhantam separah Eropa dan Amerika, namun risiko ekonomi global juga perlu diwaspadai. Ia menyoroti lapangan kerja yang mulai menurun. 

"Hanya dalam 10 tahun terakhir penciptaan lapangan kerja tinggal 1/5 yang bisa diciptakan dari invetasi kita. Karena penciptaan yang terjadi adlaah skifull dan padat modal. Yang padat karya semakin menurun," ungkapnya. 

Kondisi tersebut menuntut untuk peningkatan produktivitas, terutama dari kelompok rentan, seperti perempuan dan disabilitas. 

Dosen Ekonomi UI, Anton Hermanto Gunawan menjelaskan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan masih di bawah 50 persen.

Sehingga partisipasi perempuan perlu digenjot agar bisa mendongkrak produktivitas.

Kelompok disabilitas juga perlu dilibatkan dalam kegiatan pembangunan. 

"Sehingga jangan sampai ada yang tertinggal. Tidak bisa hanya mengandalkan jumlah penduduk, karena pertumbuhannya menurun. Nah harus ditambah dengan kualitas dari human capital. Sehingga pendidikan itu jadi hal yang penting. Membangun karakter juga tidak kalah penting, sehingga mau terlibat, berintegritas, dan beretika," jelasnya. 

Sementara itu, Anggota DPR RI, MY Esti Wijayanti menyoroti keterlibatan generasi muda dalam pembangunan nasional.

Menurut dia peran generasi muda sangat penting, sebab generasi muda adalah generasi perjuangan yang akan meneruskan pembangunan Indonesia. 

"Namun distribusi pemuda ini 54,69 persen terkonsentrasi di pulau Jawa. Ini akan berakibat pada pembangunan di luar Jawa. Pendidikan masih belum merata, bahkan masih ada yang angka partisipasi sekolah yang lima tahun, artinya tidak SD saja tidak lulus. Ini persoalan bangsa, jadi tantangan kita semua. Masa depan bangsa ini ada di tangan anda (generasi muda)," ujarnya. 

Hadir dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menyebut Indonesia Emas 2045 memang harus disiapkan.

Pemerintah Kabupaten Sleman pun telah menyusun roadmap untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Terlebih ada sekitar 1,1 juta remaja dan generasi milenial di Sleman. 

"Hampir 60 persen penduduk adalah anak muda. Tentu ini harus dimaksimalkan, untuk bekerja, dan lainnya. Karena bonus demografi ini belum tentu bisa terjadi lagi. Bonus demografi ini harus dipersiapkan dengan baik, supaya Indonesia bisa bersaing dengan negara lain. Sehingga saya mengajak generasi muda untuk ikut terlibat dan melakukan kegiatan-kegiatan positif," paparnya. (*) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved