Antisipasi Peningkatan Aktivitas Gunung Merapi, BPBD DIY Imbau Masyarakat di KRB Waspada

BPBD DIY juga telah menyiagakan anggotanya sebagai langkah antisipasi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang beberapa hari ini mengalami peningkatan

Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
X/@BPPTKG
Gunung Merapi saat meluncurkan awanpanas guguran sejauh 2000 meter ke arah Kali Bebang pada Senin (8/1/2024) siang pukul 14. 09 WIB 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, mengimbau masyarakat DIY yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) tiga dan dua untuk terus waspada seiring peningkatan aktivitas Gunung Merapi.

Diungkapkan Noviar, BPBD DIY juga telah menyiagakan anggotanya sebagai langkah antisipasi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang beberapa hari ini mengalami peningkatan aktivitas.

"Kami telah menerima laporan terkait peningkatan aktivitas Gunung Merapi. Dan sampai hari ini untuk wilayah DIY masih dalam kategori aman. Namun kami mengimbau agar masyarakat, utamanya yang berada di KRB tiga dan dua untuk tetap waspada seandainya status Gunung Merapi meningkat," ungkap Noviar.

Noviar mengatakan, jika terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang membahayakan, masyarakat tentu akan diminta melakukan pengungsian ke tempat-tempat yang sudah disiapkan.

Untuk sementara ini, kejadian luncuran awan panas Merapi lebih mengarah ke Boyolali-Klaten.

"Kami tentu terus siaga, sembari menunggu informasi lanjutan dari BPPTKG Yogyakarta terkait kondisi terkini Gunung Merapi. Kami pun sudah memiliki tiga pos acuan, di mana anggota BPBD DIY sendiri berjaga bersama Sarlinmas dan para relawan," imbuhnya.

Adapun menurut pengamatan BPPTKG Yogyakarta pada periode Selasa (23/01/2024) mulai pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, terjadi beberapa kegempaan.

Terjadi 29 guguran, dengan amplitudo : 4-36 mm, dan durasi : 34.1-191.64 detik.

Hybrid/Fase Banyak terjadi  4 kali, dengan amplitudo : 3-7 mm, S-P : 0.5-0.7 detik, dan durasi : 6.2-8.1 detik.

Vulkanik Dangkal terjadi 3 kali, dengan amplitudo : 75-80 mm, Durasi : 8.8-11.44 detik.

Tektonik Jauh terjadi 1 kali, amplitudo : 36 mm, S-P : 46.25 detik, dan durasi : 184.7 detik.

Menurut pengamatan meteorologi, cuaca hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur.

Suhu udara 17.5 °C, kelembaban udara 99 persen, dan tekanan udara 874.5 mmHg. Volume curah hujan 81 mm per hari.

Sementara secara visual gunung kabut 0-III. Asap kawah nihil.

Hingga saat ini, Gunung Merapi masih berstatus Siaga atau Level III.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

Untuk itu, masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.

BPPTKG akan terus memantau aktivitas Merapi.

Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved