Puisi Wiji Thukul

3 Puisi Wiji Thukul : Puisi Peringatan, Puisi Bunga dan Tembok, Puisi Baju Loak Sobek Pundaknya

3 Puisi Wiji Thukul : Puisi Peringatan, Puisi Bunga dan Tembok, Puisi Baju Loak Sobek Pundaknya

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
net
3 Puisi Wiji Thukul : Puisi Peringatan, Puisi Bunga dan Tembok, Puisi Baju Loak Sobek Pundaknya 

3 Puisi Wiji Thukul

 

Bunga dan Tembok

 

Seumpama bunga

kami adalah bunga yang tak

kau kehendaki tumbuh

engkau lebih suka membangun

rumah dan merampas tanah

Seumpama bunga

kami adalah bunga yang tak

kaukehendaki adanya


engkau lebih suka membangun

jalan raya dan pagar besi

Seumpama bunga

kami adalah bunga yang

dirontokkan di bumi kami sendiri

jika kami bunga

engkau adalah tembok


tapi di tubuh tembok itu

telah kami sebar biji-biji

suatu saat kami akan tumbuh bersama

dengan keyakinan: engkau harus hancur!

di dalam keyakinan kami

di mana pun – tiran harus tumbang!

 


Baju Loak Sobek Pundaknya


Siang tadi aku beli baju

harganya murah

harganya murah bojoku

di pedagang loak

di pedagang loak bojoku

pundaknya sedikit sobek


sedikit sobek bojoku

bisa dijahit tapi

nanti akan kubeli benang

akan kubeli jarum

untuk menjahit bajumu bojoku

untukmu bojoku

baju itu untukmu


tadi siang kucuci baju itu

kucuci bojoku

tapi aku bimbang

aku bimbang bojoku

kutitip ke kawan

atau kubawa sendiri

nanti kalau aku pulang

kalau aku pulang bojoku


karena sekarang aku buron

diburu penguasa

karena aku berorganisasi

karena aku berorganisasi bojoku

baju itu kulipat bojoku

di bawah bantal

tak ada setrika bojoku

tak ada setrika

agar tak lusuh

agar tak lusuh

karena baju ini untukmu bojoku

 

Puisi Wiji Thukul
Puisi Wiji Thukul (net)


Peringatan


jika rakyat pergi

ketika penguasa pidato

kita harus hati-hati

barangkali mereka putus asa

kalau rakyat sembunyi

dan berbisik-bisik

ketika membicarakan masalahnya sendiri

penguasa harus waspada dan belajar mendengar

bila rakyat tidak berani mengeluh

itu artinya sudah gawat

dan bila omongan penguasa

tidak boleh dibantah

kebenaran pasti terancam

apabila usul ditolak tanpa ditimbang

suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan

dituduh subversif dan mengganggu keamanan

maka hanya ada satu kata: lawan!

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved