Masalah Jerawat Pada Remaja dan Cara Mengatasinya

Secara teori awal mula jerawat adalah akibat peningkatan produksi sebum dan tersumbat pada pori rambut menyebabkan timbulnya komedo terbuka.

Penulis: Santo Ari | Editor: Iwan Al Khasni
pixabay.com
Ilustrasi Wajah Berawat 

TRIBUNJOGJA.COM - Jerawat pada remaja merupakan kasus kulit yang sering ditemukan. Timbulnya jerawat dapat mempengaruhi rasa percaya diri seseorang, apalagi bagi remaja yang memasuki fase pencarian jati diri.

Dalam usia remaja ini dikenal istilah puber yang berarti mulai terdapat berbagai perubahan fisik maupun psikis terkait hormon dalam proses pematangan organ reproduksi, termasuk kelenjar yang berhubungan dengan  mekanisme terbentuknya jerawat.

Jerawat dapat timbul di wajah, dada dan punggung sesuai dengan area sebaran kelenjar sebasea (minyak) penghasil sebum.

Secara teori awal mula jerawat adalah akibat peningkatan produksi sebum dan tersumbat pada pori rambut menyebabkan timbulnya komedo terbuka (white heads).

Selain karena masa pubertas, beberapa faktor lain yang diduga berhubungan dengan timbulnya jerawat antara lain adalah genetik, stres emosional, faktor lingkungan seperti iklim, pajanan sinar matahari, penggunaan kosmetik tertentu, termasuk gaya hidup yang tidak sehat.

Berikut ini adalah anjuran dalam mengatasi jerawat:


1. Membersihkan kulit

Membersihkan kulit dianjurkan cukup 2 kali sehari dengan sabun yang ‘lembut’ dan tidak mengandung deterjen atau mengandung scrub.

Tidak dianjurkan penggunaan spons kasar atau menggosok-gosok wajah karena dapat memicu iritasi dan  kolonisasi bakteri.

Mengeringkan wajah dengan cara ditepuk-tepuk dengan handuk wajah atau tisu.

Jangan membiasakan memencet jerawat sendiri karena dapat memperparah hingga membentuk parut atau bopeng.

Baca juga: Tanaman-tanaman Organik yang Bisa Digunakan sebagai Deodoran Alami

2. Penggunaan pelembap

Pengunaan pelembap dan/atau tabir surya khusus bagi pasien berjerawat umumnya bertuliskan "noncomedogenic/non-acnegenic" atau "for acne-prone skin.

Pelembap ini bermanfaat agar kulit berjerawat tidak terlalu iritasi, karena bahan aktif antijerawat umumnya bersifat mengeringkan dan mengiritasi.


3. Produk antijerawat yang tepat

Produk antijerawat antara lain yang mengandung belerang (sulfur), asam salisilat atau tea tree oil dapat dibeli bebas.

Namun, lebih baik dikonsultasikan dahulu berbagai produk yang diiklankan di media sebelum mencoba-coba.  


4. Konsumsi makanan minuman bergizi

Makanan atau minuman bergizi seimbang sangat dianjurkan.

Mitos yang beredar di masyarakat mengenai berbagai makanan atau minuman yang diduga mencetuskan jerawat masih kontroversial.

Selain itu berbagai penelitian menunjukkan makanan atau minuman tersebut sangat bersifat individual dan perlu dikonsultasikan pada dokter, agar tidak terjadi kondisi malnutrisi karena pantang makanan yang tidak tepat dan berlebihan.


5. Menerapkan gaya hidup sehat

Menerapkan gaya hidup sehat yaitu tidur cukup, berolah raga teratur, fokus dalam kegiatan yang positif  dan menjauhi rokok atau minuman keras dalam pergaulan, akan memiliki dampak yang signifikan mengurangi jerawat.  


6. Penanganan dokter

Penanganan khusus oleh dokter, terutama pada kondisi jerawat yang meradang.

Dokter akan memberikan antibiotik atau obat hormon bila diperlukan, yang membutuhkan pengawasan karena diberikan dalam jangka waktu lama.

Dokter juga dapat menyarankan alternatif terapi pengelupasan kimiawi, atau modalitas lain yang sinergis untuk mempercepat penyembuhan jerawat atau mengatasi kelainan kulit akibat jerawat.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved