Berita Jogja Hari Ini
PKBI DIY Dorong Pemda DIY Serius Tangani Masalah Kesehatan Mental
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY pun mendorong Pemda DIY serius menangani kesehatan mental warganya.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY pun mendorong Pemda DIY serius menangani kesehatan mental warganya.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif PKBI DIY, Budhi Hermanto menyusul kasus bunuh diri yang kerap terjadi di Kota Pelajar.
Teranyar, seorang mahasiswa asal Bali ditemukan mengakhiri hidup di kamar kosnya daerah Condongcatur, Depok, Sleman, Sabtu (23/12/2023).
Baca juga: Tanggapan Ketum PBNU Soal Pernyataan Polemik Zulkifli Hasan: Dagelan
Kasus ini menambah daftar panjang delapan orang yang mengakhiri hidup di kota ini hingga penghujung tahun 2023 yang mencapai delapan kasus.
"Ini kan soal kesehatan tapi nggak kelihatan. Ya beda kan kalau kita sakit kan, fisik kan tangible, kelihatan. Soal mentalnya kan kesehatan ini nggak kelihatan. Dan ini persoalan serius. Saya tidak tahu apakah negara dan pemerintah punya cara yang serius juga untuk menangani soal kesehatan mental," ujar Budhi dalam diskusi kesehatan mental dan seksual, Sabtu (23/12/2023).
Lebih lanjut Budhi menegaskan bahwa kesehatan mental merupakan masalah serius yang perlu ditangani bersama.
Bagaimana tidak? sepanjang 2023 saja PKBI DIY telah melakukan pendampingan lebih pada 20 korban kasus kekerasan seksual, revenge porn atau pornografi balas dendam hingga perundungan yang menyebabkan depresi dan gangguan jiwa.
"Kebanyakan mereka tidak berani untuk speak up atau berbicara mengenai kasusnya. Bahkan butuh waktu lama hanya untuk mendapatkan kepercayaan diri dan mengobati luka batin mereka akibat kejahatan yang diterima," terang Budhi.
Senab itu, selain pendampingan dari dinas-dinas terkait pada korban kasus kekerasan, pelecehan seksual dan lainnya, Budhi berharap Pemda DIY bisa mengantisipasi kasus-kasus tersebut agar tidak semakin banyak orang mengakhiri hidupnya karena tidak kuat untuk hidup.
Tahun 2024 mendatang, PKBI sendiri berencana membangun rumah singgah yang diperuntukkan bagi siapapun yang menjadi korban kekerasan, kejahatan seksual dan lainnya.
Mereka nantinya akan mendapatkan pendampingan secara intensif dari para profesional di bidangnya.
"Tahun depan mau melakukan layanan pendampingan terhadap teman-teman yang membutuhkan layanan kesehatan mental. Termasuk juga kami akan punya semacam rumah singgah untuk menyendiri. Tetapi akan kami temani oleh teman-teman profesional, para psikolog dan para pendampingan," jelasnya.
Pendampingan yang dilakukan tak hanya pada korban dalam hal kesehatan mental namun juga kesehatan seksual.
Pasalnya, kesehatan seksual bukan soalnya soal seksualitas ya tapi itu kan juga soal cara pandang.
Terlebih saat ini masih saja ada kasus korban takut untuk lapor atas kekerasan yang dialami karena stigma di masyarakat.
Banyak orang beranggapan, kekerasan seksual yang dialami merupakan aib. (HAN)
Kronologi Wisatawan asal Jakarta Hilang di Pantai Siung, Jenazah Ditemukan di Pantai Krakal |
![]() |
---|
KENAPA Cuaca di Yogyakarta Terasa Dingin Akhir-akhir Ini? Ini 5 Fakta Menariknya |
![]() |
---|
Kronologi 3 Wisatawan Asal Sragen dan Karanganyar Terseret Ombak di Pantai Parangtritis |
![]() |
---|
Banyak Moge Harley Davidson Lewat Jogja, Ada Event Apa? |
![]() |
---|
Produsen Anggur Merah Kaliurang Buka Suara, Produksi Dihentikan, Produk Ditarik dari Pasaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.