Human Interest Story

Kisah Penjual Jamu Asal Magelang, Berlayar dengan KRI Dewa Ruci Susuri Jalur Rempah Nusantara

Kegiatan itu untuk memperkenalkan generasi muda tentang sejarah peradaban rempah yang melahirkan keragaman budaya bangsa Indonesia.

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Yuwantoro Winduajie
Dwi Kuntari saat ditemui di tempat usaha Jamu Deka miliknya di Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Magelang pada Jumat (8/12/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Wajah sumringah terpancar  dari wajah penjual jamu asal Magelang , Dwi Kuntari ketika mengenang pengalaman langkanya berlayar dengan Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewa Ruci.

Perempuan berusia 30 tahun tersebut terpilih menjadi Laskar Rempah bersama 24 peserta lainnya dalam kegiatan Muhibah Budaya menyusuri jalur rempah yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kapal legendaris KRI Dewa Ruci membawa puluhan Laskar Rempah dan peneliti menuju Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan selama empat hari empat malam untuk melaksanakan rangkaian kegiatan yang berlangsung sepanjang 24 November hingga 1 Desember lalu.

Tujuannya untuk memperkenalkan generasi muda tentang sejarah peradaban rempah yang melahirkan keragaman budaya bangsa Indonesia.

"Rata-rata mereka yang ikut itu mahasiswa semester awal, ada juga yang sudah lulus kuliah. Kalau yang sudah bekerja itu sekitar 30 persen," ujar Kuntari saat ditemui di tempat usaha Jamu Deka miliknya di Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Magelang pad Jumat (8/12/2023).

Kuntari sebenarnya berminat menjadi Laskar Rempah sejak 2021 lalu.

Namun terbentur dengan salah satu syarat, di mana kala itu batas usia yang dipersyaratkan maksimal berumur 25 tahun. 

Mantan bidan itu pun harus mengurungkan niatnya.

Baca juga: Cerita Bu Retno Dosen Universitas Tidar Magelang Setelah Viral di TikTok

Dua tahun berselang, batasan usia maksimal itu diubah menjadi 40 tahun. 

Berbekal pengalamannya menjadi pembicara dan sepak terjangnya mengembangkan inovasi jamu, Kuntari pun memberanikan diri untuk mendaftar. 

Dari total sebanyak 535 calon Laskar Rempah yang mendaftar, Kuntari terpilih menjadi salah satu peserta muhibah budaya. 

"Saya senang banget karena tidak semua orang bisa menaiki kapal itu," ujarnya.

KRI Dewa Ruci bertolak dari Dermaga Madura Tengah Koarmada II Surabaya, Jawa Timur pada Kamis, 24 November 2023.

Selama perjalanan empat hari di atas kapal, Kuntari harus bangun sejak pukul 05.00 pagi.

Setelahnya, para peserta mengikuti pembekalan dan diskusi terkait kemaritiman, sejarah, dan potensi budaya Kepulauan Selayar pada masa lalu.  

Perjalanan kala itu tergolong lancar didukung cuaca yang bersahabat.

Kuntari pun tak mengalami mabuk laut padahal ini pengalaman pertamanya menaiki kapal.

"Setelah sarapan di kapal kita ada materi, dalam kapal ada peneliti juga sama penulis. Jadi mereka bergantian memberikan materi. Termasuk kru KRI Dewa Ruci memberikan informasi tentang kapal itu," jelasnya.

Sesampainya di Kepulauan Selayar, seluruh peserta diajak menelusuri berbagai jejak historis dan kearifan lokal Kepulauan Selayar melalui Festival Kelapaku Budayaku, Lautku Kehidupanku pada 28 November-1 Desember 2023.

Dia mengungkapkan, Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki komoditas unggulan berupa kelapa. 

Kuntari pun belajar banyak hal tentang produk olahan dari komoditas tersebut. 

Menurutnya, kebanyakan rempah di Selayar juga diolah menjadi produk kesehatan seperti balsem dan obat gosok.

Ragam jenis rempah di Selayar juga tidak jauh berbeda dengan yang ada di Pulau Jawa.

Yang membedakan hanya bagian tumbuhan yang dimanfaatkan serta pengemasan. 

Misalnya, masyarakat Jawa biasa memanfaatkan tumbuhan kelor pada bagian daunnya. Sementara warga di sana menggunakan bunganya.

"Kalau di sana bunga kelornya dimasak sop asem-asem gitu. Jadi benar-benar pengetahuan pertama yang saya dapatkan," ungkapnya.

"Saya bawa dara-dara dan asem Jawa, sebenarnya sama cuma packing yang beda. Mereka bulet-bulet kayak lempengan itu buatnya," sambungnya.

Saat perjalanan, Kuntari sempat menyuguhkan jamu bikinannya kepada peserta muhibah budaya serta beberapa orang di Kepulauan Selayar. 

Hanya dengan melihat ekspresi wajah ceria ketika rekannya meminum jamu bikinannya, sudah membuatnya merasa puas dan bahagia. 

Terlebih sebagian diantara mereka belum ada yang pernah mencicipi jamu.

Adapun beberapa jamu yang dibawanya meliputi sirup jahe merah, sirup kunyit asem, serta jamu celup. 

Selain itu Kuntari juga membawa jamu varian baru dengan resep racikannya bernama Kasmaran dan Wedang Seduh Rempah Senja.

"Saya memberikan jamu saya ke teman-teman karena mereka jarang bersentuhan dengan jamu. Dan respon mereka excited jadi terharu gitu saya," kenangnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved