Puisi

Arti dan Makna Puisi : Membaca Tanda-tanda, Karya Taufiq Ismail

Siapa yang tidak mengenal Taufiq Ismail, salah satu penyair ternama kepunyaan Indonesia.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
ist
Arti dan Makna Puisi : Membaca Tanda-tanda, Karya Taufiq Ismail 

TRIBUNJOGJA.COM - Siapa yang tidak mengenal Taufiq Ismail, salah satu penyair ternama kepunyaan Indonesia.

Taufiq Ismail lahir pada 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Ayah Taufiq Ismail merupakan seorang ulama Muhammadiyah yang bernama A. Gaffar Ismail dan ibunya bernama Sitti Nur Muhammad Nur.

Taufiq Ismail penyair berdarah minang ini memulai dunia penyairnya dengan menulis puisi-puisi bertema demonstrasi yang dimuat pada majalah Tirani dan Benteng pada tahun 1966.

Taufiq Ismail telah memiliki banyak karya yang dikenal oleh masyarakat salah satunya puisi Membaca Tanda-tanda.

Puisi Membaca Tanda-tanda menceritakan bagaimana manusia merusak bumi ini, bumi yang dahulunya begitu indah terus menerus mengalami kerusakan oleh keserakahan manusia.

Terkadang manusia sering kali melupakan akibat yang muncul oleh perbuatan mereka terhadap bumi ini.

Melalui puisi Membaca Tanda-tanda ini Taufiq Ismail seperti mengingatkan kita sebagai manusia, ketika nantinya kita mulai sadar akan kehilangan yang kita perbuat sendiri.

Baca juga: Puisi Kurnia Amir Hamzah: Kau kurniai aku, Kelereng kaca cerah cuaca, Hikmat raya tersembunyi

Berikut puisi Membaca Tanda-tanda karya Taufiq Ismail

Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan
dan meluncur lewat sela-sela jari kita
Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas
tapi kini kita mulai merasakannya

Kita saksikan udara abu-abu warnanya
Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya
Burung-burung kecil tak lagi berkicau pagi hari

Hutan kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan hutan

Kita saksikan
zat asam didesak karbon dioksid itu menggilas paru-paru
Kita saksikan
Gunung membawa abu
Abu membawa batu
Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor
Longsor membawa air
Air membawa banjir
Banjir air mata

Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Biskah kita Membaca Tanda-tanda?
Allah
Kami telah membaca gempa
Kami telah disapu banjir
Kami telah dihalau api dan hama
Kami telah dihujani abu dan batu
Allah
Ampuni dosa-dosa kami

Beri kami kearifan Membaca Tanda-tanda
Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan
akan meluncur lewat sela-sela jari
Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas
tapi kini kami mulai merindukanya.

(MG Anggita Pertiwi)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved