Pasar Gedhe Klaten Bakal Diresmikan pada 2 Desember 2023, Puan Maharani Dijadwalkan Hadir

Bupati Klaten, Sri Mulyani menyebut Ketua DPR RI, Puan Maharani, bakal hadir di Klaten untuk meresmikan Pasar Gedhe Klaten

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Tribunjogja.com/Ardhike Indah
Pasar Gedhe Klaten. Foto diambil Selasa (19/9/2023) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Pasar Gedhe Klaten yang urung diresmikan pada 11 November 2023 lalu rencananya bakal diresmikan di akhir pekan ini, tepatnya Sabtu (2/12/2023).

Bupati Klaten, Sri Mulyani menyebut Ketua DPR RI, Puan Maharani, bakal hadir di Klaten untuk meresmikan pasar tersebut.

Insya Allah tanggal 2 Desember nanti. Rencananya, ibu ketua DPR RI dan pak Menteri PUPR, Insya Allah yang akan rawuh (datang),” kata Sri Mulyani ditemui di Gedung DPRD Klaten, Senin (27/11/2023).

Ia mengungkap, persiapan peresmian sudah dilakukan dan setidaknya, 90 persen atau mayoritas pedagang juga sudah berjualan.

Pasar beras di Pasar Gedhe Klaten, kata dia juga sudah dipersiapkan sebagai ikon baru di sana.

Pantauan Tribun Jogja, kios-kios beras sudah tertata di lantai III dan siap menawarkan beras-beras premium terbaik hasil petani Delanggu, termasuk beras Srinuk inovasi Pemkab Klaten.

“Sebelumnya, saya sudah sampaikan, Pemkab Klaten mau membangun sentra beras di Delanggu, tapi ternyata kepemilikan tanahnya tidak sepenuhnya punya Pemkab dan ada yang milik Pemdes, jadi itu bisa terkendala kalau mau membangun gedung atau pasar karena ada dua kepemilikan tanah,” tutur dia.

Sebelumnya, seorang pedagang, Soleh (37), sudah membuka kios beras di Pasar Gedhe Klaten sejak Selasa (14/11/2023).

Dia berharap kios berasnya bisa laris manis setelah berjualan di pasar tersebut.

“Sebenarnya, kami sudah diminta jualan sejak Senin, tapi baru bisa berjualan Selasa. Kami mulai stok-stok beras di sini,” kata Soleh kepada Tribun Jogja, Selasa (14/11/2023).

Di kios Soleh, ada beberapa merek beras khas Delanggu, Klaten, seperti Mentik Wangi, IR 64 termasuk beras Rojolele Srinuk, inovasi terbaru dari Klaten.

Beras-beras tersebut dihargai per kg mulai dari Rp14.000-Rp16.000 dan dikemas dalam beragam ukuran.

“Biasanya, yang paling laku itu yang ini, beras istimewa IR 64 dari Desa Wanglu, Trucuk, yang 5 kg, terus beras istimewa Raja 64 Klaten dari Abi Tani, ukuran 5 kg juga dan Mentik Wangi dari Delanggu 5 kg,” kata Soleh yang biasanya berjualan di selepan di Delanggu ini.

Tak hanya itu, kios Soleh juga menjual beras Rojolele Srinuk mulai dari 1-5 Kg.

Varian 1 kg dihargai Rp17.500, kemudian varian 2 kg itu Rp34.000, varian 3 kg Rp51.000 dan varian 5 kg itu Rp76.000.

Beras Srinuk merupakan beras inovasi hasil kerja sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

Hasilnya, produk beras jenis Srinuk itu bisa lebih memiliki beberapa kelebihan, dibanding beras Rojolele yang sebelumnya.

Misalnya, dulu Rojolele itu memiliki umur sampai lima bulan, sekarang Srinuk hanya sekitar 110 hari atau sekitar tiga bulan lebih.

Tidak hanya itu, keduanya memiliki perbedaan lain, seperti tanaman Rojolele yang lebih tinggi daripada Srinuk.

Kondisi itu membuat Rojolele lebih berpotensi dimakan burung dan kena angin. Sedangkan Srinuk bisa lebih aman karena pendek sehingga aman dari burung dan tidak roboh.

“Harapannya, jualan di sini bisa lebih banyak untungnya. Ini kan Pasar Gedhe yang pastinya besar. Semoga kios beras di sini bisa laris manis,” tutupnya.

Diketahui, pengelolaan kios telah dikoordinasikan oleh PT Aneka Usaha Klaten, perusahaan daerah yang bergerak di beberapa bidang, salah satunya pendistribusian beras Rojolele Srinuk kepada Aparatur Sipil Negera (ASN) di lingkungan Pemkab Klaten dan pegawai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved