Berita Bisnis Terkini
FTI Dorong Perajin Tempe Terapkan Proses Produksi Higienis
Forum Tempe Indonesia (FTI) mendorong perajin tempe untuk menerapkan standar produksi higienis, terutama di DIY.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Forum Tempe Indonesia ( FTI ) mendorong perajin tempe untuk menerapkan standar produksi higienis, terutama di DIY.
Pasalnya penerapan standar produksi higienis berdampak pada umur simpan yang lebih panjang.
Senjen FTI , Muhammad Ridha mengatakan penerapan produksi higienis sendiri sebenanya tidak mahal.
Hanya saja perlu mengubah budaya, seperti tidak merokok selama proses produksi, memakai pakaian selama produksi, tidak menggunakan drum bekas untuk merebus kedelai, dan lainnya.
"Hal-hal ini mulai dihilangkan. Pola perubahan ini yang kami dorong. Kalau lebih higienis, umur simpan lebih panjang. Sehingga secara keuntungan, akan berdampak positif. Umur simpan lebih panjang, pasarnya kan jauh lebih luas," katanya, Kamis (23/11/2023).
Untuk itu mengedukasi perajin tempe, pihaknya mengoptimalkan peran Koperasi Tahu Tempe (Kopti). Sebab Kopti merupakan wadah bagi perajin, sehingga edukasi bisa dilakukan lebih masif lagi.
Baca juga: Keluhkan Kenaikan Harga Kedelai, Produsen Tempe di Gunungkidul Terpaksa Kecilkan Ukuran
Yang masih menjadi tantangan ialah skala usaha dari perajin.
Pasalnya tidak sedikit perajin yang hanya memproduksi 5-10 kilogram tempe.
"Kemudian tidak sanggup untuk investasi ke peralatan. Sehingga kami kerja sama dengan Kopti supaya edukasi lebih masih. Pemerintah juga perlu turut hadir dalam membantu perajin, baik untuk edukasi maupun pendampingan lainnya," terangnya.
Sementara itu, Ketua Puskopti DIY, Tri Harjono mengungkapkan pihaknya juga terus melakukan edukasi kepada perajin tahu dan tempe di DIY.
Sehingga proses produksi bisa lebih higienis.
Apalagi di Sleman, Gunungkidul, dan Kulonprogo sudah memiliki rumah rumah produksi yang semua peralatannya menggunakan stainless.
"Ini supaya proses produksi lebih higienis. Jangan sampai merebus kedelai pakai drum bekas. Sekarang sudah tidak ada. Dan edukasi kepada perajin juga terus kami lakukan," ungkapnya. ( Tribunjogja.com )
Jelang Natal, Perajin Patung Rohani di Bantul Banjir Pesanan |
![]() |
---|
KAI Daop 6 Yogyakarta Siap Dukung Program Angkutan Motor Gratis Periode Natal 2024 |
![]() |
---|
Transaksi Pembayaran Jadi Katalisator Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan |
![]() |
---|
Sambut Libur Akhir Tahun, YIA Kulon Progo Akan Turunkan Tarif PJP2U dan PJ4U hingga 50 Persen |
![]() |
---|
Truk Mogok di Perlintasan Kereta Wilayah Purwokerto, Sejumlah KA Alami Kelambatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.