Antisipasi Potensi Bencana Longsor di Musim Penghujan, BPBD Magelang Pasang EWS di 38 Titik Lokasi

BPBD Kabupaten Magelang mulai melakukan langkah antisipasi potensi bencana untuk menghadapi musim penghujan tahun ini.

Dok.Humas BPBD Magelang
Petugas dan relawan saat di lokasi tanah longsor di jalur Magelang-Boyolali, tepatnya di wilayah Dusun Windusabrang, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, pada Jumat (17/02/2023) 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang mulai melakukan langkah antisipasi potensi bencana untuk menghadapi musim penghujan tahun ini.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono, menyampaikan kondisi geografis Kabupaten Magelang yang dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan akan sangat berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi pada saat musim penghujan, seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang.

Pada tahun 2022 lalu, jumlah kejadian di Kabupaten Magelang mencapai 672 kejadian yang didominasi tanah longsor dan angin kencang.

Sedangkan pada tahun ini, sampai dengan November 2023 kejadian bencana sudah 381 kejadian.

"Melihat kondisi tersebut, sinergi pentahelix yang melibatkan semua pihak penting dilakukan, mulai dari Pemerintah, dunia usaha, media masa, akademisi, dan masyarakat," ujarnya saat rakor pengurangan risiko bencana di pendopo BPBD Kabupaten Magelang belum lama ini.

Adapun program yang telah dilakukan oleh BPBD dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat seperti dilaksanakan kegiatan mitigasi bencana, penanganan darurat bencana hingga pasca bencana.

"Pemasangan alat deteksi dini Early Warning System (EWS) longsor telah dilaksanakan di 38 titik lokasi dan pemasangan rambu di daerah rawan longsor. Selain itu pembentukan desa tangguh bencana serta gladi posko dan lapangan juga telah dilaksanakan," pungkasnya.

Sementara narasumber yang mewakili Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, Zauyik Nana Ruslana, memperkirakan awal musim hujan umumnya mulai terjadi pada November 2023 atau umumnya pertengahan dan akhir November 2023.

"Puncak musim hujan umumnya diperkirakan terjadi pada bulan Februari 2024 dengan sifat musim hujan umumnya normal," ujar Zauyik.

Zauyik berpesan, dengan adanya perkiraan awal musim hujan, masyarakat diminta waspada akan bencana hidrometeorologi yang kemungkinan terjadi.

Terutama pada daerah yang rawan terjadi banjir dan tanah longsor.

"Kemungkinan dampak musim hujan terutama pada puncak musim hujan biasanya terjadi banjir atau banjir bandang karena sistem drainase tidak memadai, atau tanah longsor di daerah dataran tinggi," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved