Berita Sleman Hari Ini

Harga Cabai di Sleman Kian Pedas, Rawit Merah Tembus Rp 80 Ribu Per Kilogram

Harga komoditas cabai berbagai jenis di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Sleman kian pedas. Tertinggi adalah harga cabai rawit merah, terpantau

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Sri Cahyani Putri Purwaningsih
Ilustrasi cabai 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Harga komoditas cabai berbagai jenis di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Sleman kian pedas.

Tertinggi adalah harga cabai rawit merah, terpantau harga tertingginya tembus Rp 80 ribu per kilogram di pasar Tempel.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman menilai, kenaikan harga cabai dipengaruhi sejumlah faktor.

Di antaranya, penurunan produksi ditingkat petani. 

Baca juga: Pemkab dan Polres Kulon Progo Inisiasi Gerakan Tanam Ribuan Bibit Pohon

"Ketersediaan pasokan sebetulnya aman, jumlahnya ada. Cuma banyak (tanaman) yang rusak sehingga produksi menurun, sedangkan permintaan tidak turun sehingga harganya naik," kata Kepala Disperindag Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih, Rabu (15/11/2023). 

Jika melihat di harga pangan yang dirangkum dari sejumlah pasar tradisional di Sleman, harga cabai rawit merah pada Rabu (15/11/2023) ini rata-rata Rp 74.250 per kilogram, harga terendah Rp 62 ribu perkilogram sedangkan harga tertingginya Rp 80 ribu per kilogram.

Harga tersebut naik Rp 625 per kilogram dibanding hari sebelumnya. Adapun untuk cabai rawit hijau rata-rata di kisaran harga Rp 68.375 per kilogram.

Harga tertingginya ada di pasar Gentan tembus Rp 70 ribu per kilogram dan  harga terendah Rp 62 ribu per kilogram di Pasar Prambanan.

Sementara harga cabai merah besar rata-rata dikisaran Rp 60.571 per kilogram dan cabai merah keriting Rp 67.625 per kilogram. 

"Memang harga cabai agak pedes sedikit. Ini sudah menjadi siklus bahwa harga cabai ini kadang mengalami naik tinggi, kadang harga normal dan kadang juga harga murah. Hari ini naik cukup tinggi karena faktor permintaan yang cukup tinggi," kata Mae. 

Menurut dia, harga cabai di Sleman selama ini sangat fluktuatif. Satu di antara penyebabnya karena faktor cuaca. Jika cuaca panas dan berkepanjangan maka bisa membuat tanaman cabai menjadi rusak sehingga produksi tidak bisa optimal.

Begitu juga ketika sering hujan lebat maka bisa membuat tanaman cabai terganggu yang akhirnya tingkat produksi berkurang. Ia berharap dengan sudah mulai ada hujan di awal bulan November ini membuat tanaman cabai yang rusak kembali pulih dan dapat meningkatkan produktivitas di tingkat petani. 

Disinggung pasokan cabai, Mae mengaku masih cukup aman. Selama ini pasokan cabai yang ada di Kabupaten Sleman disuplai dari hasil panen petani lokal maupun didatangkan dari Jawa Timur. Berbeda dengan beras, untuk lonjakan harga cabai, Ia mengaku tidak bisa melakukan intervensi harga.

"Untuk cabai saat ini kami hanya melakukan pemantauan. Tidak melakukan operasi pasar maupun intervensi harga," katanya. (rif)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved